Tanggapan Mantan Dandim Kendari Usai dicopot dan Tangisan Sang Istri
Akibat ulah sang istri, Kolonel Kaveleri Hendi Suhendi harus rela dicopot dari jabatannya sebagai Komandan Distrik Militer 1417 Kendari. Padahal Hendi baru menjabat dua bulan sebagai Dandim Kendari.
Bijaklah dalam menggunakan media sosiaL. Jangan asal berkomentar apalagi menyebarkan berita bohong. Sebab jejak digital tidak akan hilang. Contoh terbaru adalah ulah tiga istri prajurit TNI.
Mereka kompak memberi tanggapan nyinyir soal penusukan Menko Polhukam Wiranto di Mendes, Pandeglang, Banten, 10 Oktober lalu di akun Facebook.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Siapa Jenderal TNI yang pernah menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan Indonesia dalam waktu yang bersamaan? Tokoh militer TNI-AD asal Jambi ini merupakan satu-satunya Jenderal yang menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan Indonesia dalam waktu yang bersamaan. Edi Sudrajat, mungkin bagi banyak orang tidak mengetahui siapa sosok dibaliknya.
-
Bagaimana anggota TNI dikeroyok oleh warga? Personel dari Koramil yang dikeroyok menerima banyak sekali pukulan dan tendangan dari warga.
Akibat ulah sang istri, Kolonel Kaveleri Hendi Suhendi harus rela dicopot dari jabatannya sebagai Komandan Distrik Militer 1417 Kendari. Padahal Hendi baru menjabat dua bulan sebagai Dandim Kendari.
Berikut curhatan Kolonel Kaveleri Hendi Suhendi yang mengaku ikhlas dicopot dari jabatannya karena ulah sang istri:
Jabatan Kolonel Kaveleri Hendi Suhendi Dicopot
Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Andika Perkasa mengambil tindakan tegas terhadap istri prajurit yang berkomentar nyinyir terkait penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto. Dia langsung mencopot jabatan Kolonel Kaveleri Hendi Suhendi sebagai Komandan Distrik Militer 1417 Kendari.
"Konsekuensinya Kolonel HS sudah saya tandatangani surat perintah melepas dari jabatannya dan akan ditambah dengan hukuman disiplin militer berupa penahanan selama 14 hari. Penahanan ringan selama 14 hari," kata Jenderal Andika Perkasa.
Mengaku Ikhlas
Kolonel Kaveleri Hendi Suhendi mengaku ikhlas menerima keputusan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa, yang memberhentikan dirinya dari jabatan sebagai Komandan Distrik Militer 1417 Kendari.
"Saya prajurit yang setia dan hormat keputusan pimpinan. Saya dan keluarga ikhlas menerima keputusan komandan," kata Hendi Suhendi didampingi istri di Kendari, Sabtu (12/10). Dikutip dari Antara.
Hendi Suhendi yang pernah bertugas sebagai atase darat pada KBRI di Moskow, Rusia, pun siap menjalankan keputusan institusi.
"Sekali lagi saya mau katakan bahwa saya prajurit setia, dan kesatria yang dididik bertanggung jawab dan patuh pada perintah komando," ujarnya.
Menangis Usai Acara Sertijab
Irma Zulkifli Nasution Hendari, istri mantan Komandan Kodim 1417 Kendari Kolonel Kav Hendi Suhendi, menangis usai Upacara Sertijab Komandan Kodim 1417 Kendari di Aula Tamalaki Korem 143 Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (12/10).
Dikutip dari Antara, Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) XIV Hasanuddin Mayjen TNI Surawahadi mengatakan kasus Irma akan diserahkan kepada Kepolisian untuk proses hukum selanjutnya.
Irma diduga melanggar UU ITE akibat komentar di media sosial tentang penyerangan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto.
Tanggapan Menhan
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu buka suara soal pencopotan tiga anggota TNI dari jabatannya. Tiga anggota tersebut dicopot karena unggahan negatif istrinya di media sosial mengenai penusukan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto.
"Itu kan resiko," kata Ryamizard di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (14/10).
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini menilai wajar bila anggota TNI dipecat dari jabatannya karena ujaran negatif sang istri. Sebab, apa yang dilakukan istri menjadi tanggungjawab suami.
"Artinya dia tidak bisa mengendalikan istrinya. Istri itu kan harus dinasihati segala macam," ujarnya.
(mdk/dan)