'Tantangan Era Reformasi Menghapus Kemiskinan, KKN & Melawan Kebodohan'
Indonesia sebagai negara yang berpenduduk Muslim sedang dan senantiasa terus berjuang melakukan konsolidasi demokrasi. Ujian kehidupan berbangsa telah banyak dilalui, termasuk ketika tumbangnya rezim otoriter orde baru yang kemudian diganti dengan orde reformasi.
Indonesia sebagai negara yang berpenduduk Muslim sedang dan senantiasa terus berjuang melakukan konsolidasi demokrasi. Ujian kehidupan berbangsa telah banyak dilalui, termasuk ketika tumbangnya rezim otoriter orde baru yang kemudian diganti dengan orde reformasi.
Hal tersebut dikatakan, Calon Ketum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto. Pria yang akrab disapa Cak Nanto ini juga mengungkap PR besar bangsa Indonesia ke depan menghadapi era reformasi.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kapan Masjid Baitul Makmur diresmikan? Bentuk dari kepala kubah masjid yang diresmikan tahun 1999 ini memiliki bentuk yang sama persis, sehingga menimbulkan kesan gaya arsitektur Timur Tengah yang begitu kental.
-
Kapan Masjid Quwwatul Islam diresmikan? Pada Selasa (10/10), Gubernur DIY Sri Sultan HB X meresmikan berdirinya Masjid Quwwatul Islam di Jalan Mataram No. 1, Suryatmajan, Danurejan, Kota Yogyakarta.
-
Kapan Masjid Nur Abdillah diresmikan? Menurut kanal Youtube Traveling All In, masjid ini baru diresmikan pada 2021 lalu. Proses pembangunannya sudah dimulai sejak 2019 lalu, hingga kini menjadi ikon wisata religi di Kabupaten Serang, Banten.
-
Kapan Masjid Walima Emas diresmikan? Mengutip Liputan6.com, Masjid Walima Emas dibangun sejak tahun 2008 dan diresmikan tahun 2012.
"Tantangan era reformasi menghapus kemiskinan, korupsi kolusi nepotisme, melawan kebodohan, membangun demokrasi substansial, mewujudkan kesejahteraan sosial, dan membangun hubungan kewargaan yang egaliter, beradab, dan berkemajuan masih menjadi pekerjaan rumah yang belum bisa terselesaikan dengan baik," jelas dia dalam keterangan tertulis, Kamis (22/11).
"Dalam konteks inilah Pemuda Muhammadiyah (PM) merasa terpanggil untuk melakukan dakwah kebaikan (fastabiqul khairat) dalam ruang dialektis sejarah republik Indonesia. Sebagai sebuah organisasi otonom Muhammadiyah, PM memiliki visi mewujudkan cita-cita ke-Indonesiaan dan keIslaman sekaligus," katanya lagi.
Pemuda Muhammadiah yang kini berusia 83 tahun memiliki tujuan yang tidak berbeda dengan lahirnya Muhammadiyah yang telah berusia satu abad lebih. Baik Muhammadiyah maupun Pemuda Muhammadiyah terhitung lebih tua dari usia Republik Indonesia.
Karena itu, sebagai organisasi yang ikut ambil bagian dari proses berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), menurut Cak Nanto, PM berkewajiban untuk mempersembahkan yang terbaik demi terwujudnya cita-cita kebangsaan dan keumatan.
"Upaya yang hendak dilakukan Pemuda Muhammadiyah juga tidak lepas dari inspirasi Alquran Surat Al-Baqarah ayat 148 sebagai mana telah kami ketengahkan di atas. Dalam konteks ini, maka Muktamar ke-tujuh belas PM yang akan dilaksanakan di Jawa Tengah pada November 2018 dengan menggembirakan da’wah Islam, memajukan Indonesia wajib mengambil berbagai keputusan strategis," jelas dia.
Dia berharap, kepemimpinan yang dilahirkan muktamar PM harus hirau terhadap berbagai problem kebangsaan dan keumatan. Ketimpangan sosial, intoleransi, ekstremisme, kebodohan, kemiskinan, oligarki ekonomi dan politik, dan perilaku buruk elit politik, serta beragam persoalan harus mejadi perhatian penting dan Pemuda Muhammadiyah harus menjadi agen perubahan yang selaras dengan kehendak sejarah.
Dia juga menilai, sudah saatnya pemuda muhammadiyah membangun blok historis perubahan ke arah yang lebih baik dan berorientasi jangka panjang. Blok historis itu diwujudkan dengan membangun agenda perubahan yang serius dan berkelanjutan.
"Pembangunan blok historis tidak akan terwujud jika PM mengabaikan kekuatan basis massa. Penguatan massa Pemuda Muhammadiyah menjadi jawaban untuk mewujudkan cita-cita keislaman dan ke-Indonesiaan. Agenda ini perlu dilakukan dengan optimalisasi pemberdayaan kader di banyak ruang dan di setiap lini kehidupan," tutur Cak Nanto.
Mengingat beragamnya latar belakang kader, baik dari sisi profesi, posisi geografis, seting psiko-sosial-politik-ekonomi, dan seterusnya, lanjut dia, kerja-kerja penguatan basis massa PM akan berhasil jika ditopang oleh pemimpin yang menggerakan model kepemimpinan kolektif.
"Kepemimpinan yang menampilkan gaya bos, ala asal bapak senang, bukanlah ciri kepemimpinan PM. Model-model kepemimpinan otoriter, ABS, tebar pesona, menjadi aib organisasi yang harus diletakkan dalam parit sejarah peradaban PM," kata dia.
Baca juga:
Mensos Yakin Akhir 2019 Angka Kemiskinan Turun di Bawah 9,5 Persen
Mencegah Indonesia Dikuasai oleh Genderuwo Ekonomi dan Politik
Dianggap Sukses Tekan Kemiskinan, 15 Negara Belajar PKH ke Indonesia
Tata Kawasan Kumuh, Pemkot Solo Andalkan Bantuan Pusat
Kenaikan Harga Beras Jadi Pemicu Kemiskinan
Ironis, Indonesia Negara Maritim dan Tanah Subur Tapi Nelayan & Petaninya Miskin