Tante Jual Keponakan yang Masih Siswi SMP Rp10 Juta, Alasan untuk Biaya Sekolah
Dua ibu rumah tangga, SA alias Sri (40) dan SZ (23), diringkus petugas Polsek Sunggal. Kedua warga Jalan Kesatria, Kelurahan Satria, Binjai ini tertangkap tangan menjual siswi SMP berinisial DPS (14).
Dua ibu rumah tangga, SA alias Sri (40) dan SZ (23), diringkus petugas Polsek Sunggal. Kedua warga Jalan Kesatria, Kelurahan Satria, Binjai ini tertangkap tangan menjual siswi SMP berinisial DPS (14).
SA dan SZ diringkus petugas yang menyamar sebagai pria hidung belang di Hotel Milala, Jalan Medan-Binjai, Desa Muliorejo, Sunggal, Deli Serdang, belum lama ini. Mereka menawarkan seorang siswi SMP berinisial DPS, warga Pekan Kwala, Kecamatan Kuala, Langkat.
-
Kenapa Lampor Opak mencari manusia? Saat itu, ada mitos lain bahwa tidak boleh menyebut nama "lampor" saat masih berada di luar rumah. Sang nenek bercerita kalau prajurit Kraton itu suka mencari manusia untuk dijadikan prajurit tambahan.
-
Bagaimana wanita tersebut dimakamkan? Berdasarkan hasil penelitian kerangka, tinggi wanita tersebut sekitar 152 cm. Kerangkanya ditemukan berbaring telentang di samping kerangka suaminya, namun yang mengejutkan para ilmuwan, bagian atas kepalanya hilang.
-
Kapan kerangka manusia raksasa ditemukan? Apa yang disebut "Raksasa Julcuy" ditemukan pada awal 2019 oleh ahli geologi Theofilos Toulkeridis dan arkeolog Florencio Delgado di dekat desa Julcuy di Provinsi Manabí, Ekuador.
-
Apa jenis penyiksaan yang dialami rangka manusia tersebut? Para arkeolog menduga bahwa pria tersebut dipukuli secara brutal di atas roda hukuman dan kepalanya juga dicoba untuk dipenggal.
-
Di mana kerangka manusia raksasa ditemukan? Apa yang disebut "Raksasa Julcuy" ditemukan pada awal 2019 oleh ahli geologi Theofilos Toulkeridis dan arkeolog Florencio Delgado di dekat desa Julcuy di Provinsi Manabí, Ekuador.
-
Kapan konvoi para pendekar terjadi? Dini Hari Konvoi Bikin Solo Resah Melansir dari unggahan akun Instagram @polrestasurakarta, masyarakat Solo kompak mendengar konvoi ratusan pemotor yang diketahui memenuhi jalanan pada Senin (8/7) dini hari."Sekitar jam 3 dini hari ini, di saat warga beristirahat, Kota Surakarta dikejutkan oleh kehadiran ratusan orang yang melakukan konvoi memenuhi jalan kota Solo," demikian dikutip dari keterangan unggahan.
Kanit Reskrim Polsek Sunggal, Iptu M Syarif Ginting mengatakan, penyamaran dilakukan personel Polsek Sunggal setelah mendapatkan informasi adanya penjualan anak di bawah umur. Informasi itu ditindaklanjuti dengan melakukan penyelidikan. Petugas kemudian menyamar sebagai lelaki hidung belang. "Kita menjumpai AS dan SZ di hotel itu," ujar Syarif.
Saat bertemu petugas yang menyamar, AS dan SZ menyatakan akan menjual DPS seharga Rp10 juta. Untuk meyakinkan pelaku, petugas memberikan Rp5 juta dan menyatakan sisanya akan ditransfer.
"Ketika pelaku akan pergi, petugas yang sudah bersiap-siap di halaman hotel segera menangkap kedua pelaku dan mengamankan korban," jelas Syarif.
SA dan SZ beserta DPS kemudian dibawa ke Mapolsek Sunggal. "Kita juga mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk uang tunai Rp5 juta," jelas Syarif.
Berdasarkan pemeriksaan, SZ ternyata bukan orang lain bagi DPS. Perempuan itu adik ibunya. DPS pun mengetahui dirinya akan dijual. "Mereka beralasan uangnya untuk biaya sekolah," sebut Syarif.
Dalam kasus ini, SA dan SZ sudah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka dikenakan Pasal 2 UU RI No 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara.
Baca juga:
Polisi Gerebek Pesta Seks di Vila Pasuruan, Mantan Guru Ditangkap
Biayai Kuliah Sendiri, Alasan AA Jadi Muncikari
Polisi Bongkar Prostitusi Online di Sleman
Wali Kota Amsterdam Ingin Tutup Lokalisasi Red Light District
Untuk Biaya Anak Sekolah, Pasutri Ini Tawarkan Layanan Seks Threesome
Polisi Amankan Penyedia Jasa Prostitusi Online di Serang