Arkeolog Temukan Rangka Manusia yang Mengalami Kematian Paling Menyakitkan di Dunia
Rangka tersebut diperkirakan adalah seorang remaja berusia 17 hingga 20 tahun.
Rangka tersebut diperkirakan adalah seorang remaja berusia 17 hingga 20 tahun.
Arkeolog Temukan Rangka Manusia yang Mengalami Kematian Paling Menyakitkan di Dunia
-
Siapa yang menemukan kerangka manusia itu? Awalnya, HP yang sedang melintas melihat adanya kerangka manusia dalam posisi terlentang tergeletak di lahan kosong.'HP kemudian memberitahukan ke sekuriti kompleks,' ucap dia.
-
Di mana kerangka manusia itu ditemukan? Hal itu dibenarkan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi. Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Siapa yang menemukan kerangka manusia raksasa? Apa yang disebut 'Raksasa Julcuy' ditemukan pada awal 2019 oleh ahli geologi Theofilos Toulkeridis dan arkeolog Florencio Delgado di dekat desa Julcuy di Provinsi Manabí, Ekuador.
-
Di mana kerangka manusia raksasa ditemukan? Apa yang disebut 'Raksasa Julcuy' ditemukan pada awal 2019 oleh ahli geologi Theofilos Toulkeridis dan arkeolog Florencio Delgado di dekat desa Julcuy di Provinsi Manabí, Ekuador.
-
Mengapa kerangka-kerangka ini diyakini sebagai korban? Setidaknya satu dari mereka berbaring tengkurap, jadi ini bukan penguburan atau kuburan yang disengaja,' ungkap Tomasz Dzieńkowski, seorang peneliti di Universitas Maria Curie-Skłodowska 'Kerangka-kerangka tersebut akan menjalani uji radiokarbon. Jika ketiga kerangka itu berasal dari pertengahan abad ke-13, maka kita dapat berasumsi bahwa mereka adalah korban invasi Mongol,' imbuh Dzieńkowski, seperti dilansir dari laman Newsweek.
-
Kapan kerangka manusia ditemukan? Hal itu dibenarkan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi. Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
Para arkeolog dari Universita Milan menemukan rangka seorang manusia yang mengalami salah satu kematian terburuk yang bisa diterima oleh seorang manusia.
Mengutip Daily Mail, indy100, dan IFLScience, Selasa (23/4), para arkeolog menduga bahwa pria tersebut dipukuli secara brutal di atas roda hukuman dan kepalanya juga dicoba untuk dipenggal.
Akan tetapi, pemenggalan tersebut meleset dan tidak sukses dilakukan sehingga pria tersebut kemungkinan meninggal secara perlahan akibat luka-luka yang diterimanya.
Roda hukuman merupakan sebuah objek penyiksaan yang digunakan dalam eksekusi publik sepanjang sejarah Eropa hingga awal zaman modern.
Terdapat berbagai catatan yang berbeda mengenai bagaimana alat ini digunakan, tergantung tempat dan waktunya.
Salah satu contoh dari praktik penyiksaan dengan menggunakan roda hukuman adalah dengan menjatuhkan roda kayu yang berat ke lengan dan kaki.
Bagian tubuh yang patah tadi kemudian akan diikat ke jeruji roda dengan tali. Penyiksaan tambahan juga dapat diberikan dengan luka menggunakan pisau hingga api. Roda kemudian akan dipasang di tiang dan digantung layaknya bendera selama beberapa lama sampai meninggal.
Rangka manusia yang baru ditemukan tersebut hidup di antara tahun 1290 dan 1430. Saat meninggal dunia, ia berusia antara 17 hingga 20 tahun.
Pada rangka tersebut, ditemukan beragam luka-luka yang ditimbulkan dari penyiksaan. Terdapat patah tulang pada semua tulang lengan dan kaki, luka tusuk di tulang belakang, fraktur yang dalam pada tengkorak, dan wajah yang hancur.
Teknik penyiksaan ini pada masa lalu kemungkinan umumnya dipakai untuk menghukum orang-orang yang dituduh dengan kejahatan berat.
Akan tetapi, di wilayah Italia utara, hukuman semacam ini bahkan bisa diberikan pada orang yang dianggap sebagai penyebar wabah pes, dugaan yang disematkan pada pria ini.
“Korban dari roda hukuman bisa saja dianggap berbeda oleh orang-orang sezamannya, dan mungkin diskriminasi ini menjadi penyebab dari hukuman terakhirnya, karena ia bisa saja dikorbankan, sebagai “seorang yang aneh”, oleh orang-orang yang marah, sebagai penyebar wabah pes,” jelas para arkeolog yang melakukan penelitian.
Jika kesimpulan dari tim arkeolog tersebut benar, hal ini berarti tim tersebut telah menemukan bukti arkeologi pertama yang terdokumentasi tentang manusia yang disiksa oleh roda hukuman di Italia Utara abad pertengahan, bahkan di dunia.