Taufik dianiaya polisi usai nyawer biduan di acara resepsi teman
Saat turun dari panggung, Taufik dikejar dan dianiaya oleh Brigadir AIN hingga mengalami luka di bibir.
Taufik (31), warga Bengkung RT 01 RW 01, Kelurahan Kebon Batur, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah mendatangi Mapolda Jateng di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (27/4).
Kedatangan sopir truk sampah ini tak lain untuk melaporkan anggota Direktrorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jateng Brigadir AIN (28), atas dugaan penganiayaan.
Dengan membawa bukti visum dokter, Taufik yang tiba di kantor polisi tersebut menuju ke ruang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Jateng.
Taufik mengungkapkan, dugaan penganiayaan yang membuat dia harus dirawat intensif di rumah sakit lantaran mengalami luka-luka di bagian bibir dan bekas cekikan di leher, bermula saat dia menghadari acara pernikahan rekannya di Daerah Karangawen, Demak, Senin (25/4) sekitar pukul 20.00 WIB.
"Saya datang ke sana (Karangawen) karena undangan teman saya yang menikah itu," ungkapnya saat berada di Mapolda Jateng.
Saat sampai di tempat resepsi, dia menuju ke pelaminan tempat rekannya bersanding untuk memberikan ucapan selamat. Setelah itu, sambil merasakan hidangan yang disediakan, Taufik menikmati hiburan musik dangdut yang digelar mempelai untuk menjamu para tamu undangan.
Tontonan dangdut dengan balutan goyangan erotis sang biduan membuat Taufik semakin terpana. Hingga dia langsung beraksi naik ke atas panggung.
"Saat itu anggota polisi yang berpakaian preman tersebut sudah di atas panggung," bebernya.
Di atas panggung itulah Taufik terus bergoyang bersama iringan lagu yang didendangan para biduan tersebut. Sesekali dia juga mengeluarkan uang dari kantonganya sebagai hadiah (nyawer) untuk biduan tersebut.
"Usai nyawer saya langsung turun, tujuannya mau langsung pulang ke rumah," ungkapnya.
Kemudian belum sempat jauh meninggalkan lokasi resepsi, Taufik dihentikan oleh AIN. Anggota polisi tersebut menghalau Taufik.
"Dia langsung memukul. Saya tidak tahu apa alasannya, tapi dia sempat teriak; 'koe meh piye, wani karo aku' (kamu mau gimana, berani sama saya)," ceritanya.
Beruntung, saat itu ada rekan Taufik yang melintas dan melerai. Tak berhenti sampai di situ, Taufik yang berusaha menghindar justru dikejar oleh AIN.
"Berhasil mengejar, dia (langsung memukul saya lagi untuk kesekian kalinya. Dia juga terus mengejar sampai rumah saya," bebernya.
Taufik membeberkan, sebelum mendatangai Mapolda Jateng, dia mendatangi Mapolrestabes Semarang. Sebab, awalnya dia menduga AIN merupakan anggota Polsek Pedurungan.
"Saya diterima oleh Kasat Binmas Polrestabes Semarang, AKBP Restiana Pasaribu. Oleh dia, saya diarahkan ke Polda Jateng. Sebab, setelah dicek yang saya maksud bertugas di Ditlantas Polda Jateng," ungkapnya.
Kemudian, Taufik langsung menuju Propam Polda Jateng, oleh petugas di sana diarahkan untuk melaporkan dugaan pengaiayaan tersebut ke Direktorat Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Jateng.
"Saya harap kasus ini di proses sesuai dengan aturan," pungkasnya berharap.