Tekan Kematian Covid-19 dari Komorbid, Pemkab Banyuwangi Perkuat Posbindu PTM
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi kembali membuka layanan Pos Binaan Terpadu (Posbindu) Penyakit Tidak Menular (PTM) untuk menjaring kelompok masyarakat yang memiliki penyakit penyerta (komorbid).
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi kembali membuka layanan Pos Binaan Terpadu (Posbindu) Penyakit Tidak Menular (PTM) untuk menjaring kelompok masyarakat yang memiliki penyakit penyerta (komorbid).
Upaya tersebut dilakukan setelah angka kematian akibat virus Corona (Covid-19) di Kabupaten Banyuwangi mayoritas dari kelompok non produktif usia 50-60 tahun ke atas disertai penyakit penyerta.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Kenapa Banyuwangi meraih penghargaan tersebut? "Alhamdulillah, hari ini di Istana Negara, kami menerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Ini tentu mendorong semua elemen di Banyuwangi untuk terus kompak melakukan pengendalian inflasi secara lebih baik lagi, agar daya beli masyarakat selalu terjaga," ujar Ipuk.
-
Dimana insentif diserahkan kepada Banyuwangi? Insentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Jakarta, Senin (6/11).
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 di Banyuwangi, dr Widji Lestariono mengatakan, sebelumnya Posbindu PTM ditutup selama pandemi sama seperti layanan Posyandu di rumah-rumah, namun khusus Posbindu PTM kembali dibuka untuk menekan resiko kematian warga lanjut usia akibat terpapar Covid-19.
"Melihat fenomena tadi itu, kami memerintahkan seluruh Puskesmas untuk mengaktifkan kembali Posbindu PTM. Ada model baru, sesuai protokol kesehatan. Kalau dulu hanya screening (penyaringan), tidak ada pengobatan. Kalau sekarang membebaskan Puskesmas menjadikan Posbindunya untuk pengobatan. Kalau ditemukan langsung diobati," ujar Rio sapaan akrabnya saat dihubungi, Selasa (13/10).
Rio mengatakan, komorbid yang beresiko tinggi menyumbang angka kematian setelah terkena Covid-19 yakni orang-orang lanjut usia dengan penyakit darah tinggi, diabetes, ginjal dan gangguan jantung.
"Kalau kita lihat tabel yang meninggal usia 50 tahun ke atas sampai 60, itu mendominasi kasus kematian. Sebagian besar dengan penyakit komorbid. Itu polanya sama seperti secara nasional, pertama darah tinggi, kedua diabetes, ketiga ginjal, gangguan jantung," jelasnya.
Dari 1.503 kasus Covid-19 di Banyuwangi per Senin (12/10), 89 persen yang terpapar merupakan usia produktif dari 20-50 tahun. Sementara 11 persen di antaranya merupakan lanjut usia 50-60 tahun ke atas. Sementara dari 119 kasus pasien Covid-19 yang meninggal di Banyuwangi, sebagian besar merupakan kelompok lanjut usia dengan komorbid.
"Terkonfirmasi positif didominasi kelompok umur produktif, 20-50 karena mereka banyak keluar rumah, aktivitas luar. Dan banyak terjadi di kerumunan. Kelompok di atas 50-60 itu sedikit sekali, angkanya hanya 11 persen," jelasnya.
Melalui Posbindu PTM, kali ini Pemkab Banyuwangi menyasar beberapa titik keramaian seperti Alun-alun, pasar, hingga di tingkat dusun di masing-masing desa. Tidak hanya memeriksa usia produktif dari usia 15 tahun ke atas, namun juga lanjut usia. Kegiatan Posbindu PTM memberikan pemeriksaan gratis mendeteksi gula darah, tekanan darah, asam urat dan kolesterol. Usai dideteksi, kali ini Posbindu PTM juga bisa langsung memberikan pengobatan gratis.
"Kalau dulu hanya screening, tidak ada pengobatan. Kalau sekarang juga untuk pengobatan. Kalau ditemukan langsung diobati. Tiap dusun ada untuk mempercepat sasaran pengobatan. Kalau dikasih surat dia belum tentu dia datang ke Puskesmas, kadang baru seminggu mau datang," katanya.
Pihaknya berharap, upaya penjaringan dan pengobatan masyarakat rentan bisa menekan kasus kematian akibat terkena Covid-19.
"Semua tujuanya satu, mengentaskan kelompok rentan, supaya lebih kuat, dan berdaya. Mengurangi penularan dan menyembuhkan komorbid," jelasnya.
Sementara itu, Pemkab Banyuwangi juga menyediakan fasilitas isolasi mandiri dari kelompok warga yang positif Covid-19 namun tidak memiliki gejala atau OTG untuk mencegah kluster keluarga. Isolasi tersebut berada di gedung diklat Desa Tamansari, Kecamatan Licin dengan fasilitas nyaman mulai dari kamar, toilet, olahraga bersama dan Wi-Fi.
"Setiap hari ada tambahan pasien OTG di fasilitas isolasi, sampai hari ini ada 39 orang. Sampai jam 2 kemarin, tinggal 10 orang yang belum sembuh. Jadi ada yang masuk dan keluar, karena selesai masa isolasi," jelasnya.
Kontributor: Mohammad Ulil Albab
(mdk/hrs)