Tenaga dokter bedah minim jadi tantangan Jokowi ke depan
"Dari 17 ribu pulau dan 6000 pulau yang berpenghuni masih sangat minim tenaga ahli bedah," kata Paul.
Dalam konferensi Internasional dokter ahli bedah dari seluruh dunia terungkap jika Indonesia masih sangat kekurangan tenaga ahli bedah. Selain kekurangan, salah satu tantangan yang dihadapi presiden Jokowi ke depan adalah tersedianya dokter bedah secara merata di seluruh kota terpencil di Indonesia.
Hal itu diungkapkan Ketua Kongres ICS ke-39, Paul Tahalele di sela kongres ICS Sedunia di Nusa Dua, Bali.
"Kita memiliki banyak pulau dan luas sekali. Dari 17 ribu pulau dan 6000 pulau yang berpenghuni masih sangat minim tenaga ahli bedah," kata Paul yang didampingi Presiden International College of Surgeons (ICS Global) Adel F Ramzy, Rabu (22/10).
Dia menambahkan, sedikitnya ada 2 miliar masyarakat masih dalam keadaan miskin tidak cukup akses pelayanan kesehatan yang baik. Oleh sebab itu menurut dia, kongres dua tahunan dokter bedah seluruh dunia yang pertama digelar di Indonesia ini untuk meningkatkan mutu dan pelayanan dokter bedah.
"Kongres dengan topik 'heading to good surgery' ini juga merupakan training dan education untuk menaikkan mutu pembedahan di Indonesia," ungkapnya.
Sementara itu, Presiden ICS Global Adel F Ramzy menambahkan, terdapat 3 tantangan bagi dokter bedah di Indonesia yaitu akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang baik, masalah keuangan, serta inovasi kemajuan dalam bidang teknologi.
Kongres ICS yang berlangsung selama dua hari di Bali ini dimulai kemarin (21/10), dan diikuti 65 negara dengan 8000 anggota seluruh negara dan diikuti 1300 partisipasi dalam dan luar negeri, serta terdapat 122 pembicara.