Tentara masuk desa garap kampung terpencil & kawasan kumuh kota
Sudah 34 tahun TNI AD menggelar program masuk desa. Mereka juga diterjunkan di daerah terkena bencana.
Untuk meningkatkan akselerasi pembangunan di desa terpencil, TNI menggelar program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD). Selain fokus terhadap pembangunan desa, TMMD juga menyentuh daerah kumuh di perkotaan yang belum tersentuh pembangunan, hingga daerah yang kena dampak bencana.
"Kegiatan kita ini pertama yang menggelar adalah asisten teritorial dan pusat teritorial. Mereka merencanakan dari tingkat Kodim, Kodim dapat dari bawah. Biasanya Koramil mencari daerah yang tepat atau mengusulkan daerah yang akan jadi sasaran," kata Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Budiman, dalam acara Rapat Koordinasi Teknis TNI di Balai Kartini, Kamis (24/4).
Budiman menambahkan, selain fokus dengan pembangunan fisik, TMMD juga melakukan kegiatan non fisik.
"Pembangunan non fisik lebih dipusatkan kepada program-program KB. Pada TMMD 91, kami titikberatkan ke pemuda dan olahraga," ujarnya.
Sejak dilaksanakan sejak 1980, program TMMD yang awalnya bernama ABRI Masuk Desa (AMD), sudah 20 persen desa yang digarap. Desa yang dipilih merupakan desa yang sangat terisolir.
Lebih lanjut, Budiman menuturkan, dalam pelaksanaan TMMD, TNI menargetkan waktu kerja selama 21 hari. Yang diberikan TNI merupakan tenaga dan pikiran.
"Jumlah anggota, kalau 93 desa biasanya kita lebih kurang 93 SSK. Tapi dalam tingkat yang tidak terlalu full. Biasanya dari pemerintah daerah setempat, kalau mereka mau memperbesar kita bisa nambahin personilnya. Kembali lagi kepada pemimpin daerahnya gimana," ujar Budiman.