Ternyata Ini yang Bikin Ganjar Terganggu Usai Diteriaki Mahasiswa S3 UI
Ganjar diteriaki mahasiswa S3 UI saat wawancara dengan wartawan.
Ganjar diteriaki mahasiswa usai menghadiri Kuliah Kebangsaan di FISIP UI.
Ternyata Ini yang Bikin Ganjar Terganggu Usai Diteriaki Mahasiswa S3 UI
Calon presiden (capres) Ganjar Pranowo merasa terganggu karena diteriaki mahasiswa doktoral atau S3 jurusan Ilmu Politik di Universitas Indonesia (UI). Momen itu terjadi usai Ganjar menghadiri Kuliah Kebangsaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI.
Ganjar menghadiri Kuliah Kebangsaan itu pada Senin (18/9). Dia tampak mengenakan kemeja bergaris hitam putih. Ganjar tiba sekitar pukul 08.45 WIB.
Saat tiba, Ganjar disambut mahasiswa yang sudah menunggu. Mantan Gubernur Jawa Tengah itu kemudian masuk ke Balai Purnomo Prawiro.
"Pak Ganjar, Pak Ganjar," teriak mahasiswa.
Kuliah Kebangsaan ini mengangkat tema 'Hendak ke mana Indonesia Kita? Gagasan, Pengalaman dan Rancangan Para Pemimpin Masa Depan'. Sebelum Ganjar, Kuliah Kebangsaan di FISIP UI dihadiri capres Anies Baswedan.
Di atas panggung Kuliah Kebangsaan, Ganjar menyampaikan ada tiga pondasi penting yang harus dibangun menuju Indonesia Emas 2045. Ketiga fondasi itu ialah, hilirisasi, transisi energi, dan memberantas korupsi.
Selain itu, Ganjar juga memaparkan tujuh strategi yaitu membangun sumber daya manusia produktif, stabilisasi harga bahan pokok, menghapus kemiskinan dengan memperkuat jaring pengaman sosial, digitalisasi sistem pemerintahan dan mengembalikan alam Indonesia.
Saat sesi tanya jawab, Ganjar diberondong sejumlah pertanyaan dari mahasiswa UI. Di antaranya terkait status Ganjar sebagai kader PDIP. Pertanyaan itu datang dari Noval.
"Jadi intinya saya ingin Pak Ganjar menjawab hari ini di Balairung yang terhormat ini, supaya jelas pertanyaannya, apakah bapak petugas rakyat atau petugas partai?" tanya Naufal.
Naufal juga menyinggung soal Ganjar sebagai 'boneka' Megawati. Ganjar sempat berdiri sambil memberi jawaban tegas.
"Anda tidak perlu takut soal petugas partai atau tidak. Naufal, kamu sempat mengikuti saya selama 10 tahun atau tidak? Kalau anda googling di media, sebelum saya dicalonkan, yang mukulin saya siapa,”
kata Ganjar.
merdeka.com
Ganjar kemudian menceritakan soal bagaimana dirinya 'dirujak' oleh temannya sendiri sebelum dicalonkan menjadi capres dari PDIP.
"Di partai saya kan namanya tidak hanya Ganjar kan. Ada nama lain. Mbak Puan UI loh, alumni kita sama-sama. Saya digebukin oleh teman sendiri dan itu buat saya biasa saja karena kan belum putus,” tegas Ganjar.
Menurutnya, dinamika itu dinikmati dan dirasa sebagai hal biasa. Ganjar menjelaskan mengenai perbedaan kader partai dan pekerja rakyat.
Dia menegaskan, dirinya memang kader partai, tapi presiden bukan kader partai. Dia juga menyebut gubernur bukan kader partai.
"Itulah melayani. Jadi kita bisa membedakan ketika sudah berada jabatan, maka kalau anda research tentang saya, apa yang saya lakukan, adakah kemudian saya berpihak hanya pada partai saya? Mungkin nyaris anda tidak akan menemukan," jelas Ganjar.
Setelah Kuliah Kebangsaan selesai, Ganjar melakukan wawancara dengan wartawan. Di sela-sela wawancara, ada sejumlah mahasiswa yang membuat Ganjar tampak kesal.
“Pak bakal ngutang lagi enggak nanti?” teriak mahasiswa.
Ganjar yang sedang menjawab pertanyaan wartawan langsung berhenti dan terdiam
“Maaf saya agak terganggu,” kata Ganjar.
Ganjar pun kembali melanjutkan jawaban yang sempat terputus. Namun lagi-lagi, mahasiswa tersebut nyeletuk ketika Ganjar sedang bicara dengan wartawan.
“Pak soal LGBT gimana pak?” teriaknya lagi.
Ganjar pun berhenti menjawab pertanyaan wartawan. Ganjar pun meminta mahasiswa itu menemuinya dan bicara langsung.
“Boleh bro, sabar bro, nanti ketemu saya ya. Ketemu saya di sini, jangan teriak. Saya kasih kesempatan kok,” kata Ganjar.
Belakangan diketahui mahasiswa yang meneriaki Ganjar adalah Maulana Lazuardi. Dia merupakan mahasiswa doktoral di jurusan Ilmu Politik.
Maulana Lazuardi menceritakan kenapa sampai meneriaki Ganjar saat sedang wawancara dengan wartawan. Dia berpendapat, pertanyaan yang mahasiswa tanyakan di forum normatif. Begitu juga pertanyaan panelis dari para dosen.
"Bahkan terkadang saya menduga pertanyaannya sudah disetting ini," kata Maulana Lazuardi.
Maulana Lazuardi mengaku sudah angkat tangan untuk bertanya. Sayangnya dia tidak dipilih oleh moderator untuk bertanya.
"Saya berdiri, tapi enggak dipilih. Mungkin ketahuan saya anak S3 jadi enggak diberi kesempatan. Karena dulu waktu pas yang seluruh sekjen parpol berkumpul di FISIP UI juga, saya bertanya memang banyak yang kurang menjawab dan kurang konkret jawabannya,"
ujar Maulana Lazuardi.
merdeka.com
Dia mengatakan gagasan-gagasan yang pernah diungkapkan sejumlah tokoh yang hadir di Kuliah Kebangsaan cukup bagus. Ganjar dianggap memiliki gagasan yang bagus, kemudian melipatgandakan anggaran.
"Sekarang pertanyannya saya balik, dari presentasi mereka bagaimana caranya? Mau ngutang lagi? Utangnya sudah 7.800 Triliun. Terus kamu yang utang, lalu anak cucu yang suruh bayar," kata Ardi.
Dia juga ingin meminta pendapat Ganjar soal LGBT. Bagaimana Ganjar menyikapi fenomena tersebut.
Hal lain yang ingin diungkapkan Ardi adalah soal oligarki politik. Ganjar sempat menyebutnya bukan petugas partai ketika menjawab pertanyaan dari salah satu mahasiswa S1.
"Terus masalah politik oligarki gimana. Kekuasaan dikuasai oleh segelintir orang menurut bapak bagaimana? Tadi kan Pak Ganjar ngakunya bukan petugas partai, dia adalah rakyat. Kalau beda ini petugas partai dan oligarki beda juga. Bisa jadi kalau kata anak S1 tadi kan mengatakan ada bonekanya Megawati. Bisa jadi dia jadi bonekanya Jokowi, bonekanya Megawati atau bonekanya siapapun. Artinya dikuasai oleh segelintir orang. Artinya perlu ditanya malah bisa jadi Pak Ganjar maupun Pak Anies disetirnya tuh enggak cuma sama satu orang tapi disetirnya sama lima orang empat orang, itukan oligarki. Itu kan nggak ditanya dalam diskusi,” pungkasnya.