Teror ke Korps Bhayangkara hingga ancam ubah Jakarta seperti Marawi
Teror ke Korps Bhayangkara hingga ancam ubah Jakarta seperti Marawi. Parahnya, pelaku melancarkan aksinya di Masjid yang sangat dekat dengan Mabes Polri. Pelaku juga beraksi tepat satu hari sebelum HUT Polri ke-71, Jumat (30/6) malam.
Aksi teror yang ditujukan ke Korps Bhayangkara belakangan ini semakin menjadi. Tidak tanggung-tanggung, pelaku berani melancarkan aksinya mulai tingkat polsek hingga Mabes Polri sekalipun.
Teror seperti yang terjadi di Mapolda Sumutera Utara beberapa waktu lalu. Pelaku menyerang dua penjaga yang sedang bertugas piket. Dalam penyerangan tersebut, Ipda Anumerta Martua Sigalingging gugur usai ditusuk di bagian leher dan lengan secara bertubi-tubi. Peristiwa tersebut terjadi tepat saat Hari Raya Idul Fitri, 25 Juni 2017.
Belum usai duka yang menyelimuti Polri, keesokan harinya teror diterima Polres Serang, Banten. Pelaku melempar secarik kertas yang menyebut polisi sebagai thogut.
"Siapkan dirimu polisi thogut, kami akan datang setelah Marawi, Filipina, selanjutnya adalah Indonesia. Kami berbaiat pada Abu Bakar Al-Baghdadi, bukan Jokowi. Kami bukan anti NKRI, tapi kami jijik dengan berhala yang disebut demokrasi," demikian kalimat yang tertulis dalam secarik kertas tersebut."
Tak hanya ancaman, pelaku juga menuliskan sejumlah lokasi yang dijadikan target.
Rupanya aksi teror tidak sampai di situ. Peneror menusuk dua anggota Brimob yakni, AKP Dede Suhatmi dan Briptu Syaiful B usai salat Isya di Masjid Falatehan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Korban mengalami luka di bagian wajah dan leher.
Parahnya, pelaku melancarkan aksinya di Masjid yang sangat dekat dengan Mabes Polri. Pelaku juga beraksi tepat satu hari sebelum HUT Polri ke-71, Jumat (30/6) malam.
Selang beberapa hari, teror kembali terjadi. Kali ini menyerang Mapolsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (4/7). Anggota Polsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, dikejutkan dengan terpampangnya bendera warna hitam bertuliskan huruf arab Lailahailallah yang identik bendera ISIS. Bendera itu terpasang di pagar Polsek Kebayoran Lama. Petugas kepolisian menemukan bendera itu pukul 05.30 WIB.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono menjelaskan, bendera itu diketahui oleh anggota polisi usai melakukan salat subuh. Dia mendengar suara motor yang mencurigakan.
"Karena merasa curiga anggota mengecek motor tersebut yang berhenti tadi, namun motor tersebut langsung pergi dengan terburu-buru, setelah ditelusuri telah didapati ada bendera yang identik dengan bendera ISIS terpasang di pagar depan Polsek Kebayoran Lama," katanya di Mapolda Metro Jaya, Selasa (4/7).
Bendera warna hitam bertuliskan Lailahailallah itu berukuran kurang lebih 100 cm x 50 cm. Selain bendera, polisi juga menemukan selembaran bernada provokatif di dalam botol air mineral. "Satu botol yang di dalamnya ada kertas karton warna kuning yang ada pesan khusus," katanya.
Berikut isi dari selembar yang diamankan pihak kepolisian:
"Wahai para Anshor Thogut Polri, TNI, Banser, Densus, dan para antek-antek laknatulloh, bertobatlah kalian dari jalan yang menyesatkan itu, berhentilah kalian menyembah dan melindungi berhala yang kalian banggakan, yang kalian sebut dengan nama Pancasila najis itu yang telah menggantikan hukum Allah dengan hukum jahiliyah yang telah kalian buat, Sadarlah kalian sesungguhnya kalian berperang di batisan Thogut, dan kami berperang di barisan iman (QS An Nisa:76) berhentilah kalian menyebut dan memfitnah kami sebagai teroris, bahwa pada dasarnya kalianlah teroris sebenarnya, karena kalian telah membunuh dan menangkap umat muslim serta ulam-ulama kami (Para Muwahidin) yang mempelajari dan mengamalkan tauhid yg dibawa dan diajarkan oleh Rosul kami Muhammad Salallahu Alaihi Wasallam. Dan ketahuilah kami akan terus meneror kalian sebagai mana kalian meneror kami (para muwahidin) dan kami akan memburu kalian sebagaimana kalian memburu saudara seiman kami diposo. Ketahuilah, perang telah dimulai, akan kami buat jakarta ini seperti Marawi. Akan kami gulingkan hukum jahiliyah serta berhala pancasila yg kalian banggakan dan akan kami tinggikan hukum Allah yang mana adil dan sempurna (QS Al Maidah:50) diatas pedang-pedang kami, khilafah islamiyah Ala Minhajin Nubuwah akan segera tegak ditanah air ini Insya Allah Biidznillah."
Dari rangkaian aksi teror yang menyerang Korps Bhayangkara, ada benang merah yang secara eksplisit diungkapkan pelaku. Yakni, pelaku mengancam akan mengubah Jakarta seperti Marawi.
Untuk diketahui, situasi di Marawi, Mindanao, selatan Filipina sudah memanas sejak beberapa bulan terakhir. Di sana bermukim kelompok militan.
Hal itu bermula ketika kelompok militan Maute di Marawi, yang berjarak 800 kilometer dari Ibu Kota Filipina,Manila, menyatakan bergabung dengan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).
Kemudian, tentara pemerintah dikirim ke sana dan menyisir tempat-tempat persembunyian mereka. Maute merupakan kelompok terdiri dari mantan pejuang Front Pembebasan Islam Moro (MILF) dan beberapa militan asing lain. Pendirinya adalah Abdullah Maute.
Para militan telah menduduki rumah sakit setempat dan mengibarkan bendera ISIS di atas atap.
Polri pun mewaspadai ancaman pelaku teror yang ingin mengubah Jakarta seperti Marawi. Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Martinus Sitompul mengungkapkan kesiapan para penegak hukum terhadap ancaman tersebut.
"Kalau kaitannya mereka mau melakukan seperti di Marawi, saya kira aparatur kita, pemerintah kita, kepolisian, TNI dan masyarakat sangat kuat untuk menolak hal tersebut, sehingga apabila terjadi serangan-serangan kepada personel-personel polri, serangan terhadap wilayah Jakarta, tentu akan kita antisipasi, kita terus Waspadai, karena pengalaman-pengalaman ini dan tentu kita harus mewaspadai Hal ini," tegas Martinus.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
-
Apa arti dari kata "Islam"? "Mengutip dari situs mui.or.id, kata Islam berasal dari kata dari “aslama”, “yuslimu”, “islaaman” yang berarti tunduk, patuh, dan selamat. Islam berarti kepasrahan atau ketundukan secara total kepada ajaran-ajaran Islam yang diberikan oleh Allah SWT."
-
Kenapa istihadhah terjadi? Istihadhah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:Stress dan Tekanan: Stres dan tekanan dapat menyebabkan istihadhah.Ketidakseimbangan Hormon: Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron dapat menyebabkan istihadhah.Disfungsi Ovarium: Kondisi di mana ovarium tidak berfungsi dengan baik dapat menyebabkan istihadhah.
-
Apa yang dimaksud dengan ikhtiar dalam Islam? Ikhtiar dalam Islam merujuk pada usaha sungguh-sungguh yang dilakukan untuk mencapai tujuan, sambil menyadari bahwa hasil akhirnya tetap bergantung pada kehendak Allah SWT.
Baca juga:
Bendera ISIS di Polsek Kebayoran Lama tak bikin warga ketakutan
Pria depresi asal Subang buka pendaftaran anggota teroris
Gambar bendera ISIS di rumah tersangka teror dihapus
Usut teror ISIS di Polsek Kebayoran Lama, polisi periksa 5 CCTV
2 Terduga teroris di Banyuwangi, polisi perketat Pelabuhan Gilimanuk
Pelayanan di Polsek Kebayoran Lama berjalan normal usai diteror ISIS
Imigrasi belum temukan 36 WNI di Filipina terkait kasus terorisme