Teror sianida, Irjen Pudji sebut 'tak usah kurangi jadwal ke warkop'
Meski demikian, dia meminta anak buahnya tetap waspada.
Institusi Polri menyikapi serius ancaman yang beredar soal anggota kepolisian di lapangan akan diracun menggunakan sianida oleh kelompok teroris. Kapolri Jenderal Badrodin Haiti sampai mengeluarkan telegram yang meminta seluruh anak buahnya tetap waspada.
Kapolda Sulsel, Irjen Pol Pudji Hartanto Iskandar memilih bersikap santai dan tak menanggapi berlebihan ancaman itu. Dia tak melarang anak buah mengunjungi warung kopi tapi tetap diminta waspada.
"Tidak perlu kurangi jadwal ke warkop. Bebas saja tetapi harus tetap waspada," kata Pudji Hartanto Iskandar kepada wartawan di sela-sela pengamanan proses pelantikan serentak 10 bupati yang berlangsung di halaman depan kantor Gubernur Sulsel di Makassar, Jl Urip Sumoharjo, Rabu, (17/2).
Dijelaskannya, sebagai anggota Korps Bhayangkara memang diminta selalu waspada. Karena orang jahat atau musuh selalu ada di sekitar mereka, dan kejahatan bukan hanya lewat makan dan minum, melainkan saat tidur pun bisa terjadi.
"Sebenarnya yang bisa lakukan itu (meracuni) bukan hanya teroris tetapi bisa juga musuh saya. Untuk itu perlu waspada, tidak boleh sembarangan. Dan yang waspada ini bukan juga hanya saya tetapi polisi yang paling bawah juga harus demikian," tandasnya.
Ditanya soal langkah antisipasi terkait adanya dugaan teroris baru melalui rekrutmen kaum hawa, Pudji mengatakan, masyarakat harus selalu waspada dan membentengi diri sendiri. Kalau ada yang terlihat aneh-aneh, langsung laporkan.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengimbau kepada seluruh kapolda untuk disampaikan pada anak buahnya agar lebih waspada terhadap ancaman kelompok teroris yang dituangkan dalam telegram No STR/11/2016/ROOPS. Antara lain yang harus diwaspadai adalah kiriman makanan yang dicampur racun sianida.
Baca juga:
Kapolda Metro sebut sianida pernah dipakai teroris untuk polisi
Ancaman racun sianida, polisi di Samarinda gusar nongkrong di warkop
Polri sebut info ancaman racun teroris diperoleh dari intelijen
Polisi diancam racun sianida oleh teroris, Polda Riau parno
Polisi siaga 1 hadapi teror sianida
Biasa ngebom, mungkinkah teroris teror polisi dengan racun sianida?
Kasus pembunuhan Mirna dan teror sianida ke polisi
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Siapa yang ditangkap polisi di Bandung? Pegi Setiawan adalah satu dari tiga orang yang yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) kasus pembunuhan Vina. Pegi Setiawan ditangkap tim Ditreskrimum Polda Jabar dan Bareskrim Mabes Polri di Kota Bandung. Momen itu terjadi saat dirinya pulang bekerja sebagai buruh bangunan.
-
Di mana polisi tersebut disekap? Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, Kompol Rio Mikael Tobing, menjelaskan percobaan pembunuhan terhadap korban anggota Polri terjadi di Jalan Tol Tanah Tinggi, Batu Ceper, Kota Tangerang, terjadi pada Rabu (18/10) silam.
-
Siapa saja penerus para Jenderal Polisi? Ipda Muhammad Yudisthira Rycko anak Komjen Rycko Amelza Dahniel. Yudisthira lulusan Akpol 51 Adnyana Yuddhaga. Ipda Jevo Batara anak Irjen Napoleon Bonaparte. Jevo polisi muda berparas tampan. Iptu Ryan Rasyid anak Irjen Hendro Pandowo. Ryan baru lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Ipda Adira Rizky Nugroho anak Irjen (Purn) Yazid Fanani. Adira peraih Adhi Makayasa Dia lulusan Akpol Angkatan ke-53 tahun 2022. Iptu Danny Trisespianto Arief Anak mantan Kapolri Sutarman.
-
Kenapa Saipul Jamil ditangkap polisi di Jelambar, Jakarta Barat? Saipul Jamil pernah terjerat kasus narkoba dan diamankan oleh Polsek Tambora di kawasan Jelambar, Jakarta Barat.
-
Siapa yang ditangkap polisi? "Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran," ujar Kusworo.