Teror sianida, Polda Bali sisir toko obat dan apotek
Polisi bergerak untuk memantau ruang gerak penjualan bahan kimia berbahaya.
Adanya telegram rahasia (TR) dari Mabes Polri kepada seluruh Polda di Indonesia untuk waspada terhadap kiriman makanan dan minuman dari orang tak dikenal yang diduga bercampur sianida, membuat Polda Bali melakukan penyisiran terhadap produk obat di toko dan apotek.
Hal ini disampaikan Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Hery Wiyanto saat ditemui di Mapolda Bali, Selasa (16/2). Pendataan dilakukan di seluruh wilayah Bali dengan melibatkan seluruh Polsek, Polres dan Polda Bali.
"Kita akan melakukan pendataan, di mana saja bahan kimia sianida itu dijual. Tujuannya agar mempermudah pemantauan dalam transaksi jual beli sianida," ujarnya.
Saat ini pendataan sedang dilakukan. Data secara rinci memang belum ada. Namun pada saatnya akan disampaikan secara terbuka. Setelah selesai pendataan, seluruh apotek dan toko obat yang menjual sianida diwajibkan membukukan seluruh transaksi jual beli sianida.
"Kita wajib mengetahui siapa yang membeli, identitas harus lengkap, mereka membelinya untuk keperluan apa, tinggal di mana. Bila terjadi apa-apa akan lebih mudah melakukan kontrol dan sebagainya," ujarnya.
Dikatakan, sianida digunakan para teroris untuk aksi teror dengan sasaran utamanya adalah aparat keamanan TNI/Polri. Informasi tersebut beredar luas.
"Kami sudah mengeluarkan imbauan secara resmi agar seluruh anggota kami waspada. Bila mendapatkan kiriman makanan, minuman dari orang yang tidak dikenal maka perlu dicek," tutup dia.
Secara terpisah, Kolonel INF Nyoman Cantiasa, Komandan Korem 163/Wira Satya Bali menyebutkan bahwa yang namanya teroris selalu punya cara untuk menebarkan aksi teror termasuk memasukkan sianida.
"Teror itu kerjanya hanya menakuti orang. Bali tidak usah harus takut terhadap teror sianida, tetapi sebaliknya harus meningkatkan kewaspadaan," tegas Nyoman Cantiasa.