Tersangka AK Ternyata Tak Lolos Seleksi Pegawai, tapi Tetap Kerja di Komdigi & Kendalikan Situs Judi Online
Polisi belum menjelaskan bagaimana AK akhirnya bisa lolos pegawai Komdigi hingga diberi keleluasaan mengatur buka blokir judi online.
Tersangka judi online, AK, ternyata pernah mengikuti seleksi penerimaan calon tenaga pendukung teknis sistem pemblokiran konten negara. Namun, dia gagak.
Seleksi itu memang bersifat terbatas di Kementerian Komunikasi Informasi dan Digital (Kemenkodigi) pada tahun 2023 lalu.
- Terlibat Operasional Judi Online, 11 Pegawai Komdigi Dinonaktifkan
- Polisi Geledah Ruko di Bekasi, Diduga 'Kantor' Judi Online Pegawai Komdigi
- Terungkap Modus Rekrutmen Pegawai 30 Pengelola Situs Judi Online, Ajak Teman Dekat Dipercaya
- Ini 3 Tugas Satgas Judi Online yang Diketuai Menko Polhukam Hadi Tjahjanto
"Terhadap tersangka AK dinyatakan tidak lulus," ungkap Dirkirmum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra kepada wartawan, Selasa (5/11).
Polisi belum menjelaskan bagaimana AK akhirnya bisa lolos pegawai Komdigi hingga diberi keleluasaan mengatur buka blokir judi online.
"Bahwa tersangka AK ini betul-betul memiliki kewenangan untuk mengatur pemblokiran webiste judi online," ucap Wira.
Saat ini kepolisian tengah mendalami siapa yang memberikan kewenangan terhadap AK. Wira juga belum dapat membeberkan soal sosok pejabat Komdigi yang pada akhirnya memberikan AK pekerjaan untuk memblokir situs judi online.
"Nanti kita dalami lanjut hasil pasti kita sampaikan. Agar bisa mengungkapkan seterang-terangnya kasus ini agar benar-benar bisa diberikan penegakan hukum yang seadil-adilnya," ujar Wira.
Selama bekerja di Komdigi, AK bertugas mengamankan 1.000 situs judi online agar tak kena blokir. Mereka bekerja dari pukul 10.00 WIB hingga 20.00 WIB.
Tugasnya, mendata situs-situs yang mengandung muatan judi online. Namun, tak seluruh situs ditindak. Misalnya, ditemukan 5.000 situs. Dari situ, hanya 4.000 situs yang diblokir. Sisanya, dibina dalam arti dijaga supaya tidak terkena blokir.
"Dari 5.000 itu tergantung pak, karena ada yang bisa masuk, ada yang enggak. Biasanya 4.000 (blokir) pak, 1.000 sisanya dibina pak," ujar salah satu pegawai Komdigi yang menjadi tersangka.