Tetangga mengira Gama Mulya dan AS kakak beradik, ternyata kekasih
Meski sempat curiga hubungan keduanya, warga terkejut saat Gama dan kekasihnya ditangkap polisi.
Semua warga di sekitar tempat tinggal Gama Mulya (21) tidak menyangka kalau yang bersangkutan memiliki kelainan seksual. Orang melihat postur dan perawakannya tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan.
"Tidak menyangka juga ya. Selama ini memang sering sendiri karena orang tuanya di Surabaya. Kalau melihat anaknya sih tidak menyangka," kata tetangga samping rumah Gama yang menolak menyebutkan namanya, Jumat (13/8).
Meski tinggal di samping Gama, perempuan yang tengah hamil itu mengaku sebatas tahu dengan Gama dan keluarganya. Karena orang tuanya yang memang tidak tinggal di rumah itu, selain aktivitas Gama yang sedang kuliah.
Selama ini yang diketahui, keluarga Gama tergolong kaya karena sering gonta-ganti mobil. Dirinya melihat sekitar seminggu sebelum kejadian, keluarganya datang. "Jemur-jemur sprei, membersihkan kamar Gama," katanya.
Tentang keberadaan AS bersama Gama, dia mengaku kerap melihatnya, tetapi semua orang mengira adiknya atau saudaranya. Sempat muncul kecurigaan, karena saat keluarga Gama datang AS tidak pernah ada.
"Kita mengira adiknya atau saudaranya. Sempat curiga sih, kalau orang tuanya ke sini, si ceweknya tidak ke sini," katanya.
Gama sendiri sering pergi pagi terus pulangnya malam. Kalau urusan sosialisasi mungkin hanya sekadar muncul di lingkungan. "Sesekali waktu saya lihat nongkrong di toko depan, mungkin cari teman ngobrol," katanya.
Warga mengetahui Gama ditangkap saat beberapa anggota polisi datang menanyakan rumah Ketua RT. Setelah itu yang bersangkutan dibawa keluar rumah pada Sabtu (8/8) sekitar pukul 16.00 WIB.
Warga lain, Herman (50) juga tidak menyangka dengan adanya kejadian tersebut. Karena keseharian hanya sebatas tahu dengan tersangka. Seperti warga yang lain, dirinya mengira Gama dan AS sebagai saudara.
"Kita tidak banyak bertanya, karena mahasiswa kan sibuk terus. Sesekali ngobrol saja," katanya.
Lingkungan perumahan, katanya, memang kurang peduli dengan urusan tetangga. Masing-masing sibuk mengurus aktivitas masing-masing.
"Kalau sosialisasi ya sakadar nonggol, hajatan juga nonggol untuk sekadar tahu," katanya.
Rumah yang ditinggali Gama Mulya berada di jalan utama Perumahan Asrikaton Indah Blok B1-12 Desa Asrikaton, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Rumah itu digunakan Gama bersama AS untuk menyekap, menelanjangi dan memerkosa EW. Bahkan satu korban lagi menurut polisi juga ditelanjangi di tempat tersebut.
Baca juga:
Ada luka lebam di pipi Gama Mulya, kuasa hukum curiga ada tekanan
Kasus utang keperawanan, Gama disebut impoten tak mungkin perkosa
Diancam 12 tahun bui, Gama Mulya tolak pengacara dari penyidik
Senang merantai dan mencoret tubuh korban, Gama idap kelainan apa?
Komnas Perempuan ngaku tak pernah kenal dengan Naumi
-
Bagaimana cara pantun ini menghibur mahasiswa? Pantun mahasiswa lucu ini bisa jadi pelepas stres di tengah sibuknya kuliah.
-
Bagaimana siswa membacok guru? Peristiwa itu terjadi pada Senin (25/9) pukul 09.30 WIB. Saat itu sang guru sedang mengawasi PTS (Penilaian tengah semester). Akibat insiden itu, guru mengalami luka serius dan mendapat perawatan di RS Wongsonegoro, Semarang.
-
Mengapa Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian, Kerjasama dan Alumni Fakultas Filsafat UGM memanggil mahasiswa tersebut? Pemanggilan ini disebut Iva untuk melakukan konfirmasi dan meminta keterangan. "Kami tahu dari media sosial. Ini kita menemui yang bersangkutan. Kita ajak bicara, kita ajak diskusi untuk menggali seperti apa yang sebenarnya terjadi," kata Iva saat dihubungi wartawan, Senin (18/3).
-
Apa yang dilakukan siswa kepada guru? Seorang siswa Madrasah Aliyah (MA) YASUA, Desa Pilangwetan, RT 02 RW 03, Kecamatan Kebonagung, tega membacok gurunya sendiri.
-
Kenapa siswa tega membacok guru? Terkait kejadian ini, Kasatreskrim Polres Demak AKP Winardi mengatakan, pelaku tega membacok gurunya sendiri diduga karena tidak terima mendapat nilai jelek.
-
Apa yang dilakukan para pelaku terhadap siswi SMP itu? Para buron adalah D, HR, RF, dan FB. D diketahui sebagai otak kejahatan yang membawa korban ke TKP dan mengawali perkosaan disaksikan sembilan temannya.