Tim 'Gedor Pasen' Pemkot Kediri Jemput Bola Ambil Sampel Darah Penyintas Covid-19
Sebelum pencanangan gerakan nasional pendonor plasma konvalesen, Wali Kota Kediri telah berinisiatif membuat Gerakan Donor Plasma Konvalesen (Gedor Pasen). Wali Kota telah berdiskusi dengan perwakilan penyintas Covid-19 untuk mengikuti Gedor Pasen.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengikuti Pencanangan Gerakan Nasional Pendonor Plasma Konvalesen secara virtual, Senin (18/1) bertempat di Command Center Balaik Kota Kediri. Gerakan nasional pendonor plasma ini dicanangkan oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Dalam sambutannya, Ma'ruf Amin menjelaskan transfusi plasma konvalesen merupakan salah satu terapi tambahan untuk mengobati pasien Covid-19 dengan gejala berat dan kritis. Untuk donor plasma konvalesen dapat dilakukan melalui Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Mengapa pria tersebut terinfeksi Covid-19 dalam waktu yang lama? Pria berusia 72 tahun asal Belanda yang tidak disebutkan namanya itu mengalami kekurangan kekebalan cukup parah saat ia terinfeksi virus corona varian Omicron pada tahun 2022, tepat setelah menerima beberapa kali suntikan Covid.Sejak kejadian tersebut, ia terus positif mengidap virus corona selama 613 hari hingga kematiannya pada Oktober tahun lalu.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Kenapa hidung bengkak saat flu? Virus merusak sel-sel hidung, menyebabkan peradangan dan respons tubuh yang dapat menyebabkan pembengkakan.
"Gerakan ini diharapkan menggugah empati dan memotivasi para penyintas Covid-19 agar berkontribusi sukarela mendonasikan plasma konvalesen untuk membantu pasien Covid-19 yang masih dirawat di rumah sakit," kata Ma'ruf Amin.
Sebelum pencanangan gerakan nasional pendonor plasma konvalesen, Wali Kota Kediri telah berinisiatif membuat Gerakan Donor Plasma Konvalesen (Gedor Pasen). Wali Kota telah berdiskusi dengan perwakilan penyintas Covid-19 untuk mengikuti Gedor Pasen. Bahkan Wali Kota Kediri juga memastikan kesiapan PMI untuk pelaksanaan donor plasma konvalesen.
Untuk mensukseskan Gedor Pasen, Wali Kota Kediri menginstruksikan kepada Dinas Kesehatan untuk melakukan pendataan penyintas Covid-19. Serta PMI Kota Kediri untuk jemput bola melakukan pelacakan calon pendonor plasma konvalesen. Hasilnya sejauh ini dari seleksi yang dilakukan sejak September 2020, dengan mewawancarai lebih dari 50 penyintas Covid-19 telah ditemukan satu orang yang memenuhi kriteria.
Terapi Plasma Darah Konvalesen Dinilai Efektif Tekan Covid-19
Pelaksanaan program vaksinasi masal dari pemerintah pusat menjadi sebuah titik terang penanganan Covid-19 di Indonesia. Pasalnya, melalui vaksinasi ini, kemungkinan angka kasus Covid-19 di Indonesia dapat terus ditekan.
Meski demikian, selain vaksin ada sebuah metode medis yang sudah cukup lama digunakan pada pandemi flu spanyol pada tahun 1918, wabah flu babi, SARS dan ebola, serta MERS di beberapa tahun lalu. Menurut sejumlah literatur, hal ini juga dinilai cukup efektif untuk menekan angka kasus Covid-19. Metode tersebut dikenal dengan terapi plasma darah konvalesen.
Dilansir dari laman resmi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), cara kerja terapi plasma darah konvalesen ini adalah dengan memberikan plasma atau bagian darah yang mengandung antibodi dari orang yang telah sembuh (survivor atau penyintas) kepada pasien yang sakit.
Hal tersebut serupa dengan pernyataan dr. Fauzan Adima, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri yang menjelaskan bagaimana cara kerja terapi plasma darah konvalesen ini.
"Sebenarnya konsepnya hampir sama seperti vaksin, jika vaksin menginjeksikan virus yang sudah dilemahkan ke tubuh dengan harapan tubuh dapat memproduksi antibodi terhadap virus tersebut, begitu juga dengan terapi plasma darah konvalesen ini, namun bedanya untuk terapi plasma darah konvalesen ini menginjeksikan antibodi dari penyintas yang sudah terbentuk kepada penderita, sehingga pasien tersebut memiliki antibodi untuk melawan virus (Covid-19)," kata Fauzan saat ditemui diruangannya, Jum'at (15/1).
Pernyataan tersebut diperkuat dengan pengakuan dari dr. Ira Widyastuti, Kepala Unit PMI Kota Kediri yang menyatakan pernah merawat pasien Pneumonia dengan metode terapi plasma darah.
"Seseorang yang sudah mendapat plasma darah, tingkat kesembuhannya tinggi, saya pernah menangani pasien dengan Pneumonia berat dan ia melakukan terapi plasma darah konvalesen ini, cukup satu kantong (200 cc), satu hari kemudian kondisinya sudah berangsur membaik bahkan menghilang Pneumonianya," ujar dia.
Kendati demikian, meski telah ditemukan berbagai macam cara untuk menekan kasus Covid-19 melalui pembentukan antibodi, baik melalui vaksin maupun terapi plasma darah, Pemerintah Kota Kediri tetap meminta masyarakat untuk tetap waspada. “Protokol kesehatan 3M tetap harus dijalankan, jangan sampai lengah”, pungkas Fauzan.
(mdk/gil)