Tim Inafis & Puslabfor Mabes Polri Datangi Rumah Gadis Penjual Gorengan Tewas Dibunuh, Ternyata Mau Ambil Ini
Nia merupakan gadis penjual gorengan yang ditemukan tewas terkubur tanpa busana.
Tim Inafis dan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri datanggi rumah keluarga korban Nia Kurnia Sari (18) di Kabupaten Pariaman, Sumatera Barat. Nia merupakan gadis penjual gorengan yang ditemukan tewas terkubur tanpa busana.
Kedatangan tim tersebut guna pengambilan sampel DNA dari orang tua korban untuk keperluan investigasi lebih lanjut terkait kasus pembunuhan dan pemerkosaan Nia oleh Indra Septiarman (26).
"Kami datang ke sini untuk mengambil sampil DNA dari orang tua korban yang nantinya akn dicocokan dengan DNA yang ada di TKP," tutur AKBP Candra dari tim Inafis Mabes Polri diwawancarai merdeka.com Jummat, (20/9) sore di rumah korban.
Sementara itu, Forensik bagian DNA Mabes Polri mengatakan, pengambilan sampel akan dicocokan dengan barang bukti yang ada.
Ia mengatakan barang bukti tersebut saat ini sedang dikerjakan di Laboratorium Forensik (Puslabfor) Bareskrim Polri.
"Setelah ini kita kembali ke Jakarta. Tadi yang diambil berupa sweb mukosa mulut dan sikat gigi dari orang tua korban yang nantinya menjadi data pembanding untuk profil korban," ujarnya.
Pelaku Berhasil Ditangkap
Sebelumnya, korban sempat dilaporkan hilang oleh keluarganya pada Jumat (6/9) malam setelah tak kunjung kembali usai berjualan gorengan keliling di daerah tersebut.
Setelah dilakukan pencarian, jasadnya ditemukan dalam keadaan terkubur tanpa busana pada Minggu (8/9) sekitar pukul 16.00 WIB di hutan kawasan setempat yang berjarak sekitar 1,5 km dari rumahnya dan kemudian jasadanya di bawa ke rumah sakit Bhayangkara Padang untuk diautopsi.
Pelaku tersebut adalah IS alias Indra Septiarman (26) alias yang merupakan warga setempat. Ia ditangkap di Korong Padang Kabau, Nagari Kayu Tanam, Kecamatan Kayu Tanam Kabupaten Padang Pariaman pada sebuah rumah kosong pada Kamis, (19/9) sore.
Ia ditangkap usai bersembunyi di atas loteng rumah dan hanya memakai koler hijau. Awalnya ia tidak mau turun dan akhirnya ditarik paksa oleh warga, celana pelakupun ikut melorot.
Keluarga Berharap Pelaku Dihukum Mati
Keluarga korban Nia Kurnia Sari (18) berharap pelaku dihukum mati.
"Kalau dapat pelaku dihukum mati, nyawa dibayar nyawa," kata Ibu korban Eli Marlina ditemui dirumahnya, Jummat, (20/9) sore.
Dirinya menduga masih ada keterlibatan orang lain dalam tewasnya Nia.
"Keluarga menduga, kalau satu tidak mungkin. Kalau satu tidak mungkin diseret dan dikubur seorang diri. Keluarga tidak kenal dengan pelaku, Nia juga tidak," tutur Ibu empat orang anak itu.
Sementara itu, kakak korban Srini Mahyuni mengatakan, korban berjualan keliling menjajakan gorengan orang lain.
"Gorengan dijual seribu. Setiap gorengan dapat upah 200 rupiah, paling besar dapat upah 30-40 ribu per hari. Ia berjualan mulai pukul 16.00-18 WIB," sebutnya.
Ia mengatakan, harapan adiknya dari berjualan gorengan ingin membeli laptop dan menabung untuk kuliah.
"Selain membeli laptop Nia ingin hasil dari jualan gorengan tersebut ditabung untuk kuliah. Dia ingin kuliah," tuturnya.
Ia mengatakan, dengan ditangkapanya pelaku dirinya yakin korban sudah tenang di alam sana.
"Pelaku satu sudah tertangkap, saya yakin Nia sudah tenang di sana," tuturnya.