Tim SAR gunakan floating balloon dan crane angkat ekor AirAsia
Dua metode ini dilakukan agar ekor pesawat tidak rusak saat diangkat Karena diduga, black box ada di dalamnya.
Pencarian dan evakuasi pesawat AirAsia QZ8501 telah memasuki hari ke-13, namun salah satu target yang dicari yaitu kotak hitam (black box) pesawat tak kunjung ditemukan. Sampai saat ini, seluruh armada canggih yang dikerahkan oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) belum mampu menemukan keberadaan alat yang mampu membongkar teka-teki di balik jatuhnya pesawat berpenumpang 155 orang ditambah 7 kru tersebut.
Oleh karena itu, Basarnas pada operasi pencarian hari ke-13 ini akan memfokuskanoperasi pada proses pengangkatan ekor pesawat AirAsia menggunakan gabungan dua metode. Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistyo mengatakan, pengangkatan ekor tersebut akan menggunakan kombinasi dua metode, yakni floating balloon digabungkan dengan crane agar ekor tidak rusak, karena pihaknya mengasumsikan black box masih berada di dalam ekor tersebut.
"Yang dilaksanakan oleh tim penyelam sedang dalam proses mengikat ekor. Yang kemudian akan diupayakan dua cara, floating balloon dan crane. Diharapkan bagian ekor tidak rusak. Asumsi kita black box ada di bagian ekor," kata Soelistyo saat jumpa pers di kantor Basarnas Jakarta, Jumat (9/1).
Lebih jauh, Soelistyo mengatakan, pada operasi hari ini, selain fokus pada area ditemukannya ekor pesawat atau are red box, pihaknya juga mengatakan, beberapa sektor area seperti yellow box II dan III masih menjadi prioritas timnya.
"Kegiatan hari ini prioritas kita ada di area prioritas tambahan ke dua, yang saat ini memiliki banyak unsur dinamika, dimana ada upaya pengangkatan ekor yang dilakukan dengan mengikat bagian ekor tersebut dengan strap," katanya.
Sementara itu, menurut Soelistyo sejumlah kapal-kapal yang memiliki kecanggihan untuk mendeteksi benda-benda bawah laut tetap dioperasikan pada area red box atau area prioritas.
"Namun demikian kapal-kapal yang lain yang memiliki kemampuan pencarian keberadaan objek yang berada di bawah permukaan laut tetap melakukan operasi pencarian pada red box," pungkasnya.
Baca juga:
Fadli Zon nilai tak penting Moeldoko ikut-ikutan SAR AirAsia
2 Korban ditemukan di dasar laut, masih pakai sabuk pengaman
KNKT belum pastikan black box terlempar dari ekor AirASia QZ8501
Pasca kecelakaan Airasia, penjualan tiket pesawat turun drastis
Ini skenario TNI AL angkat ekor pesawat AirAsia QZ8501
Siang ini dua jenazah penumpang AirAsia tiba di Pangkalanbun
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang terjadi pada pesawat British Airways nomor 5390? Pada 10 Juni 1990, penerbangan British Airways nomor 5390 mengalami kejadian luar biasa yang hampir berujung fatal. Pesawat BAC 1-11 itu lepas landas dari Birmingham, Inggris, menuju Malaga, Spanyol, dengan 81 penumpang di atasnya. Namun, hanya 13 menit setelah lepas landas, sebuah kejadian yang menggemparkan terjadi.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.