Timses sayangkan ada pihak kritik istigasah digelar NU dihadiri Ahok
Anggota tim sukses Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Guntur Romli mengaku heran adanya kritik tersebut. Sebab, dia merasa sejak kapan istigasah digelar Nahdliyin ibu kota perlu izin PWNU Jakarta.
Acara istigasah kebangsaan digelar Warga Nahdliyin Jakarta di Masjid Al-Huda, Jalan Talang, Jakarta Pusat, Minggu kemarin, mendapat kritik Pengurus Wilayah Nahatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta. Kegiatan itu memantik polemik sebab hanya menghadirkan Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Anggota tim sukses Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Guntur Romli mengaku heran adanya kritik tersebut. Sebab, dia merasa sejak kapan istigasah digelar Nahdliyin ibu kota perlu izin PWNU Jakarta.
"Apalagi yang mengadakan adalah tokoh NU Jakarta yakni Djan Faridz yang mantan Ketua Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta (2011-2014) dan dihadiri oleh KH Nur Iskandar SQ, yang baru sembuh dari sakit, yang pernah dikabarkan wafat gara-gara menolak Aksi Bela Islam 411 dan 212," kata Guntur dalam keterangannya, Senin (5/2).
Guntur menyayangkan ada pihak menolak acara keagamaan tersebut. Dia merasa langkah itu dianggap politis. Sebab acara diadakan Djan Faridz sekaligus Ketua Umum PPP dan hanya dihadiri seorang calon gubernur.
"Kita sayangkan politisasi ini. Tapi, politisasi terhadap NU tidak hanya dilakukan oleh Djan Faridz, karena sampai ke struktur PBNU juga melakukan. Rais Aam Syuriah, Ketum PBNU dan Sekjend PBNU hanya menerima pasangan calon Agus-Sylvi pada bulan Oktober tahun lalu, bahkan diberi KartaNU," ungkapnya.
Menurut Guntur, selama massa Pilgub DKI banyak banyak pihak, terutama para politisi, memakai NU. Ini tergantung dengan arah koalisi pada Pilgub DKI. Untuk itu dirinya berharap khususnya kepada Pengurus Besar NU segera menetralisir suasana dan mengundang semua paslon demi tidak dianggap mendukung sepihak.
"Ini cara yang sangat arif yang bisa meletakkan politik keadilan dan kesetaraan, semua pasangan calon diundang," terangnya.