Tinjau Proyek Bendungan Jlantah di Karanganyar, Gibran Harap Pembangunan Tepat Waktu
Peninjauan ini bertujuan untuk memastikan progres pembangunan bendungan yang telah mencapai 98,55 persen.
Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming meninjau proyek Pembangunan Bendungan Jlantah di Desa Tlobo dan Desa Karangsari, Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (27/12).
Peninjauan ini bertujuan untuk memastikan progres pembangunan bendungan yang telah mencapai 98,55% tersebut sesuai timeline yang telah ditetapkan.
- Ini Penyebab Pembangunan Tanggul Pantai Jakarta Meleset Rampung dari Target
- Jakarta-Banyuwangi Tersambung Tol Dalam 5 Tahun ke Depan
- Setelah 7 Tahun Pembangunan & Habiskan Anggaran Rp846 M, Bendungan Margatiga Lampung Akhirnya Diresmikan
- Proyek Penataan Taman Balekambang Telan Anggaran Rp170 Miliar, Diharap Bisa Tarik Minat Turis Asing
Bendungan berkapasitas tampung 10,97 juta m³ dengan luas genangan 50,45 hektar tersebut diproyeksikan menjadi salah satu pendukung program ketahanan pangan nasional dari sisi manfaat irigasi dan ketahanan energi dari manfaat energi listrik yang dihasilkan.
Dikutip dari keterangan tertulis, Gibran menekankan pentingnya keberlanjutan sumber daya air untuk mendukung produktivitas pertanian sekaligus sebagai langkah strategis dalam memitigasi dampak perubahan iklim.
Energi Terbarukan
Selain itu, Gibran juga menyoroti peluang bendungan ini dalam mendukung pengembangan energi terbarukan guna mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Hal ini, sejalan dengan visi Indonesia untuk memperkuat ketahanan energi melalui diversifikasi sumber energi yang lebih ramah lingkungan.
Untuk itu, ia berharap proyek Bendungan Jlantah selesai tepat waktu.
“Sehingga para petani dapat segara meningkatkan hasil produksinya, dan masyarakat sekitar mendapatkan manfaat yang lebih luas, baik dari sisi ekonomi maupun lingkungan,” kata Gibran dalam keterangannya, Jumat (27/12).
Selain akan mengairi lahan persawahan seluas 1.494 hektar, Bendungan Jlantah juga diproyeksikan bermanfaat untuk mereduksi banjir (70,33 m³/detik) dengan luas lahan 87 hektar, sumber air baku sebesar 150 liter per detik, potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 10 Mega Watt dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) hingga 0,625 Mega Watt, serta pariwisata.