TNI AU Konsentrasi Cari Data Recorder, Seluruh Pesawat Super Tucano Jalani Pemeriksaan
Tim TNI Angkatan Udara (AU) sedang berkonsentrasi mencari data recorder di lokasi jatuhnya dua pesawat Super Tucano di Pasuruan, Jawa Timur.
Tim TNI Angkatan Udara (AU) sedang berkonsentrasi mencari data recorder di lokasi jatuhnya dua pesawat Super Tucano di Pasuruan, Jawa Timur.
TNI AU Konsentrasi Cari Data Recorder, Seluruh Pesawat Super Tucano Jalani Pemeriksaan
Peralatan itu diharapkan dapat memberi informasi tentang penyebab peristiwa kecelakaan itu.
"Data recorder ini menyimpan rekaman suara, gambar kamera pesawat, rekaman ketinggian, kecepatan, posisi dan lokasi. Dan semua yang dibutuhkan termasuk kondisi mesin pesawat," kata Kadispen TNI Angkatan Udara (AU) Marsma Agung Sasongkojati di Lanud Abdulrachman Saleh Malang.
- VIDEO: Detik-Detik Evakuasi 4 Perwira TNI AU Gugur dalam Jatuhnya Pesawat Super Tucano
- Tujuh Tahun Berlalu, Kecelakaan Pesawat Super Tucano Kembali Terjadi
- TNI AU: Dua Pesawat Super Tucano yang Jatuh di Pasuruan dalam Kondisi Baik saat Terbang
- Kasau: Ada Dua Pesawat Super Tucano TNI AU Jatuh di Pasuruan
Pencarian data recorder itu dilakukan satu tim khusus. Namun, hingga Kamis (16/11) malam peralatan itu belum ditemukan.
Masyarakat di sekitar lokasi diminta tidak memindahkan bagian pesawat dari lokasi dan diminta melaporkannya ke petugas.
"Tolong kalau menemukan benda aneh jangan disimpan, karena kami saat ini hendak mengambil data recorder pesawat. Jadi tolong bantuannya untuk mengamankan dengan tidak memindahkan atau membawanya, sehingga kami bisa menemukan (informasi yang dibutuhkan)."
Kadispen TNI AU Marsma Agung Sasongkojati.
Agung mengaku tidak dapat memberikan jawaban pasti terkait kejadian yang masih membutuhkan penyelidikan. Data recorder diharapkan dapat memberikan informasi tentang kejadian yang merenggut empat korban jiwa tersebut.
Kursi Pelontar
TNI AU memastikan dua pesawat Super Tucano TT-3111 dan TT-3103 dalam kondisi sehat dan layak terbang. Penyebab kecelakaan sementara diduga akibat cuaca buruk sehingga pesawat menabrak lereng gunung. Tidak ditemukan gesekan antarpesawat di udara.
"Sementara yang kami ketahui, ini pure cuaca buruk yang membuat pesawat tidak melihat, terbang sudah terlalu dekat dengan lereng gunung. Jadi pure cuaca buruk, kelihatannya," katanya.
Agung juga mengaku belum mendapatkan informasi pasti apakah kursi pilot digunakan atau tidak dalam kejadian tersebut. Informasi itu dimungkinkan akan diperoleh dalam data recorder.
"Kami tidak menemukan informasi kursi lontar yang terlontar," katanya.
Penerbangan Dihentikan
Akibat kecelakaan tersebut, sementara seluruh penerbangan Super Tucano dari Squadron 21 ditiadakan. Selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan pesawat.
"Akan diperiksa mengenai pesawat, itu standar prosedur kecelakaan. Kita akan periksa pesawatnya juga. Istilahnya pemeriksaan saja," katanya.