TNI Jelaskan Operasi Siaga Tempur di Papua: Tidak Ngawur Melebar ke Mana-mana
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Julius Widjojono mengatakan, siaga tempur ini dilakukan di daerah rawan dan tidak melebar ke mana-mana. Fokus operasi dilakukan menjadi tempat persembunyian KST.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menaikkan status operasi penyelamatan Pilot Susi Air Captain Philips M menjadi siaga tempur. Peningkatan status operasi itu dilakukan setelah Kelompok Separatis Teroris (KST) menyerang hingga menggugurkan sejumlah prajurit TNI.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Julius Widjojono mengatakan, siaga tempur ini dilakukan di daerah rawan dan tidak melebar ke mana-mana. Fokus operasi dilakukan menjadi tempat persembunyian KST.
-
Kenapa prajurit TNI menganiaya anggota KKB? Penyiksaan itu dilakukan prajurit TNI diduga kesal atas sikap Denius Kogoya yang ingin menebar teror membakar puskesmas kala itu.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Kapan HUT Korps Marinir TNI AL diperingati? Setiap tanggal 15 November diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Korps Marinir TNI AL.
-
Apa yang dilakukan prajurit TNI kepada anggota KKB? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Di mana terjadi baku tembak antara TNI-Polri dan KKB di Intan Jaya? Rentetan kontak senjata antara TNI-Polri dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua terjadi di Kabupaten Intan Jaya sejak Minggu (21/1) hingga Selasa (23/1).
"Untuk diketahui bahwa tidak usah khawatir dengan istilah siaga tempur. Karena itu memang sudah terplot, tidak ngawur, tidak melebar ke mana-mana, ya di situ. Ketahuan posisi mereka," kata Julius kepada wartawan, Jumat (21/4).
Masih Negosiasi
Dia menyebut, TNI saat ini masih melakukan negosiasi untuk menyelamatkan pilot Susi Air. Salah satu negosiasi itu dengan melalui pemuka ada dan kepala pemerintah setempat.
"Kalau mereka mengatakan minta negosiasi, bukankah kita selama ini sudah negosiasi. Betul tidak? Ya kan?. Ya kita negosiasi melalui pemuka adat, kepala pemerintah setempat, ya kan. Di sana mereka minta negosiasi, itu artinya mereka terjepit," ujar dia.
"Mereka terjepit, melakukan segala cara. Sehingga, mengharapkan antara lain menarik mundur pasukan, kan gitu. Meminta Pak Yudo untuk turun dari Panglima. Karena baru kali ini operasi seperti ini, fokus tegas," sambungnya.
Dia menegaskan, TNI tidak ingin ada lagi prajurit dan masyarakat menjadi korban dari KST.
"Kita tidak mau korban di pihak prajurit, rakyat lagi. Kalau mau silakan balik serahkan pilotnya sesuai rencana awal, letakan senjata, bergabung bersama negara Kesatuan Republik Indonesia. Membangun Papua lebih humanis dan pasti lebih bermartabat," tegasnya.
Status Siaga Tempur
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menaikkan status operasi di Papua menjadi siaga tempur. Hal ini buntut penyerangan yang dilakukan Kelompok Separatis Teroris (KST) yang mengakibatkan satu personel atas nama Pratu Miftahul Arifin gugur.
"Kita tetap melaksanakan operasi penegakan hukum dengan soft approach ya, kita tetap mendahulukan itu, dari awal kita sampaikan itu," kata Yudo kepada wartawan di Lanud Yohanis Kapiyau Timika, Papua, Selasa (18/4).
"Tapi tentunya dengan kondisi yang seperti ini, khususnya di wilayah tertentu ya kita ubah menjadi operasi siaga tempur," sambungnya.
Ia menjelaskan, siaga tempur ini bukan pertama kali dilakukan. Karena, siaga tempur ini juga dilakukan di Natuna. Sehingga, ia menaikkan status di Papua menjadi siaga tempur darat.
"Artinya ditingkatkan dari yang tadi itu soft approach menghadapi serangan yang seperti ini, yang seperti terjadi tanggal 15 April lalu," jelasnya.
"Tentunya kita tingkatkan menjadi siaga tempur untuk pasukan kita. Sehingga, naluri tempurnya terbangun untuk itu," sambungnya.
(mdk/gil)