TNI kerahkan Satgas Kesehatan bantu penanganan KLB campak di Papua
206 orang personel satgaskes diberangkatkan atas perintah Presiden Joko Widodo untuk menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) wabah penyakit campak di Asmat, Papua.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan melepas pasukan satuan tugas kesehatan (Satgaskes) di Lanud Halim Perdanakusuma, Kamis (25/1). 206 orang personel satgaskes diberangkatkan atas perintah Presiden Joko Widodo untuk menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) wabah penyakit campak di Asmat, Papua.
Kepala Pusat Kesehatan TNI, Mayjen Ben Yura Rimba mengatakan Satgaskes memiliki tugas tak hanya menangani yang telah terkena wabah. Juga berupaya untuk menghentikan wabah itu agar tidak menyebar.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Kapan TNI dibentuk secara resmi? Sehingga pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
"Kita ada pendeteksian awal potensi kemungkinan terjadinya kejadian luar biasa (KLB) dan hal apa yang terdapat pada kesehatan kita ada dua tim-tim kesehatan itu sendiri yang akan menganalisis kenapa itu bisa terjadi sehingga kita tahu dampak dan kita bisa mengantisipasi dampaknya seperti apa," ujar dia di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (25/1).
Ben mengatakan Satgaskes telah menyiapkan logistik untuk segala kemungkinan. Apakah untuk menangani campak, malaria, maupun kolera.
"Kita semua bekali alat penjernih air, obat obat pedoman pedoman kesehatan seluruh protap dan prosedur kita lakukan," ucapnya.
Satgaskes ini akan bertugas sepanjang tahun di wilayah Asmat, Timika, Papua dan Papua Barat. Setiap 9 bulan akan dirotasi sampai wilayah tersebut bebas dari wabah.
Tenaga medis dikerahkan dari dokter spesialis, serta paramedis dari Puskes TNI, Puskes TNI AD, Diskes TNI AL, dan Diskes TNI AU. Letkol Ckm Shohibul Himi memimpin Satgaskes yang terbagi dalam kelompok Makas Komando Satuan Tugas (Makosatgas), Seksi Markas (Sima), Tim Analisis, Tim Pemeliharaan dan Pencegahan (Harcegah), Tim Evakuasi, Tim Pelayanan Kesehatan (Yankes) dan Pleton Pengawal.
"Untuk crew ada 200 personel dan 6 dokter spesialis di gelombang pertama dan 23 dokter umum sisanya perawat pembantu perawat dan pejabat teritorial," ujarnya.
Sebelumnya, wilayah Asmat, Papua, dilanda wabah penyakit campak juga gizi buruk. Akibatnya, puluhan anak di sana meninggal dunia. Presiden Joko Widodo langsung memerintahkan Panglima TNI juga Kapolri untuk mengutus pasukan menangani wabah tersebut.
Baca juga:
Pagi ini, Menkes Nila Moeloek terbang ke Papua kunjungi pasien campak
Kapolda Papua: 15.000 warga Asmat alami gizi buruk, butuh tenaga medis
Diserang wabah campak dan gizi buruk, Suku Asmat tak mungkin direlokasi
Wabah campak di Asmat, Jokowi minta cermati daerah lain di Papua
Campak dan gizi buruk di Asmat, Jokowi bentuk tim penanggulangan