Tolak kenaikan BBM, mahasiswa di Semarang bentrok dengan polisi
Para mahasiswa sempat menyetop kendaraan yang melaju di Jalan Pahlawan Semarang.
Pemerintah dalam waktu dekat akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Rencana ini ditentang sejumlah kalangan.
Agar dampak kenaikan BBM tak signifikan, mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Semarang mengusulkan pemerintah menyediakan transportasi murah. Mereka menggelar aksi di Jalan Pahlawan Semarang.
Demonstran sempat menyetop laju kendaraan dari arah Bundaran Simpang Lima, Semarang, maupun sebaliknya. Aksi mereka nyaris berujung bentrok dengan aparat kepolisian yang berjaga di lokasi kejadian.
"Naiknya harga BBM, jelas-jelas tidak pro terhadap rakyat. Setiap kenaikan harga bahan bakar, seharusnya dibarengi dengan ketersediaan transportasi murah dan baik bagi warga di daerah," kata Armanto Abbas saat berorasi di depan puluhan mahasiswa Islam lainnya, Minggu (16/11).
Bila kebijakan tersebut tak segera diantisipasi, Armanto mengkhawatirkan akan berdampak langsung terhadap naiknya harga kebutuhan pokok. Demonstran mengingatkan pemerintah agar tidak buru-buru menaikkan BBM.
Sementara demonstran BBM lainnya, Ahmad Najmul Anam bahkan menuding adanya intervensi asing di balik rencana pemerintahan Jokowi-JK menaikkan harga BBM. Untuk memastikan subsidi BBM tidak sembarangan dicabut, dia mendesak agar pemerintah mengembalikan Pasal 33 UUD 1945 sebelum diamandemen.
"Kami menolak pencabutan subsidi BBM karena pasti ada intervensi asing. Lebih baik kembalikan kepada Undang-undang Dasar 1945 Pasal 33 sebelum amandemen," ucap Anam.