Tragis, hanya karena air pel tumpah PRT dibunuh di bath tube
Ferry kemudian diperintahkan majikannya untuk membuang jasad Cici ke kawasan Karo.
Ferry, pelaku penganiayaan terhadap pembantu rumah tangga (PRT) di Medan memberikan pengakuannya di hadapan para wartawan, Rabu (3/12). Korban ternyata dia benamkan ke air hingga akhirnya tewas hanya karena air pel tertumpah.
Pengakuan itu disampaikan Ferry, sopir keluarga Syamsul Anwar, salah seorang yang melakukan penganiayaan sehingga menyebabkan hilangnya nyawa Cici.
"Cici itu awalnya mengepel disuruh ibu Radika (istri Syamsul Anwar), tapi air pelnya tumpah. Kami (bersama Bahri, seorang pekerja lain) dipanggil disuruh bawa ke kamar mandi. Kami angkat dan kami benamkan ke dalam air di bath tube," katanya, Rabu (3/11).
Ferry menyatakan Cici dibenamkan di dalam air di bath tube atas suruhan Radika. Namun, Cici yang disebut berasal dari Jawa Barat itu tidak dipukuli. Akibat dibenamkan ke air, Cici tewas.
Ferry kemudian diperintahkan membuang jasadnya ke kawasan Karo. "Yang memerintahkan Syamsul, biar nggak tahu orang," sambungnya.
Dia menyatakan, saat itu hanya Cici yang dibenamkan ke air. PRT lain tidak ada ke kamar mandi ketika itu.
Ferry juga menyatakan, setahu dia, korban tewas hanya Cici. Dia tidak yakin Yanti, yang disebutkan sebagai korban lain, juga tewas. "Kalau Yanti itu, saya tanya Ibu, disuruh dipulangkan," jelasnya.
Setahu Ferry, PRT lain memang mendapat penganiayaan di rumah Syamsul. Namun mereka hanya dipukul. "Yang memukul pemilik rumah, Syamsul dan istrinya. Kalau anaknya sesekali," sebutnya.
Ferry mengakui mereka juga ikut memukul PRT. Hanya dia menyatakan pemukulan hanya dilakukan jika diperintahkan sang majikan.
Ditanya tentang aktivitas majikannya, Ferry menyatakan bisnis keluarga Syamsul adalah menjual batu permata. Selain itu mereka juga menyalurkan pembantu di Medan. "Mereka menyalurkan tenaga kerja sudah lama. Seingat saya, sudah ada 10 tahun," jelasnya.
Terpisah, Syamsul juga sempat memberikan sedikit keterangan. Dia berdalih penganiayaan dan pembunuhan terhadap Cici dilakukan Ferry dan Bahri. "Pelakunya Ferry dan Bahri, tanya mereka, jangan tanya saya. Yang memukul Feri dan Bahri yang membunuh juga Feri dan Bahri. Yang lain tidak ada," sebut Syamsul saat digiring ke ruang tahanan.
Sementara Wakapolresta Medan AKBP Yusuf Hondawantri Naibaho menyatakan, mereka terus menyelidiki kasus ini. Jasad Cici segera diautopsi pada Sabtu (6/12). "Mengenai kemungkinan adanya korban lain masih penyelidikan. Kepolisian melakukan penyelidikan terus menerus, dengan dasar pengakuan dan keterangan saksi korban," jelasnya.
Seperti diberitakan, penganiayaan terhadap PRT di Medan terungkap setelah petugas menggerebek rumah penyalur tenaga kerja CV Maju Jaya di Jalan Beo simpang Jalan Angsa/Madong Lubis, Kamis (27/11) sore. Dari rumah milik Syamsul Anwar itu diselamatkan tiga PRT perempuan, yaitu Endang Murdaningsih (55) asal Madura, Anis Rahayu (25) asal Malang, dan Rukmiani (43) asal Demak.
Kondisi ketiga perempuan itu memprihatinkan. Mereka mengaku kerap dianiaya. Di antaranya mengaku tidak digaji selama bertahun-tahun bekerja di sejumlah lokasi.
Selain mengaku kerap dianiaya, ketiga PRT itu juga menginformasikan kepada polisi ada rekan mereka bernama Cici tewas setelah dianiaya pada akhir Oktober 2014. Perempuan itu kemudian dibawa dengan salah satu mobil milik Syamsul Anwar.
Informasi dari pekerja perempuan ini kemudian diselidiki polisi. Cici dipastikan tewas dan dibuang ke kawasan Barus Jahe, Karo. Perempuan ini ditemukan sebagai Mrs X pada 31 Oktober dan sudah dimakamkan di TPU Kristen di Jalan Irian Kabanjahe.
Belakangan, polisi juga menyatakan korban bertambah menjadi dua orang. Mereka menyatakan Mrs X yang ditemukan di Labuhan Deli merupakan Yanti, PRT lainnya.
Polisi sudah menetapkan 7 tersangka dalam perkara ini, yaitu Syamsul Anwar dan istrinya Radika, anaknya M Tariq, dan keponakannya Zakir beserta dua pekerja yaitu Kiki Andika, Bahri dan seorang sopir bernama Fery. Mereka dikenakan pasal pembunuhan, penganiayaan, pengeroyokan, KDRT, dan perdagangan manusia.