Ungkap Kasus Mayat Dalam Bagasi Alphard, Polisi Periksa 25 Saksi
Kasus pembunuhan ibu dan anak, Tuti (55) dan Amelia (23) di Dusun 2 Ciseuti, RT 18, RW 03, Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Rabu (18/8), hingga kini belum terungkap. Kedua korban ditemukan tewas mengenaskan di dalam bagasi mobil Alphard.
Kasus pembunuhan ibu dan anak, Tuti (55) dan Amelia (23) di Dusun 2 Ciseuti, RT 18, RW 03, Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Rabu (18/8), hingga kini belum terungkap. Kedua korban ditemukan tewas mengenaskan di dalam bagasi mobil Alphard.
Kapolres Subang AKBP Sumarni meminta masyarakat bersabar. Pasalnya, penyidik hingga kini masih bekerja guna mengungkap kasus tersebut.
-
Apa yang dilakukan Dudung Abdurachman di Pekan Raya Jakarta? Eks Kepala Staff Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman kedapatan menghabiskan waktu luang bersama keluarga. Dia memilih untuk berkunjung ke Pekan Raya Jakarta (PRJ).
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Siapa yang menemukan pendatang yang menjadi pemulung di Jakarta? "Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita pemulung segala macam. Kita kembalikan,"
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Kenapa Pemilu di Indonesia penting? Partisipasi warga negara dalam Pemilu sangat penting, karena hal ini menunjukkan dukungan dan kepercayaan terhadap sistem demokrasi yang berlaku.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
"Sabar ya sabar ya, nanti kita rilis lengkap ya. Mohon waktu ya," katanya saat dihubungi, Minggu (29/8).
Katanya, hingga kini pihaknya telah banyak memeriksa saksi-saksi. Termasuk suami korban, Yosep. "Sementara ini baru 25 saksi (termasuk suami dan istri muda)," katanya.
Sebelumnya, belakangan tudingan mengarah kepada M, istri muda Yosep. Kakak korban, menyebut hubungan kedua istri Yosep tidak harmonis.
Rohman Hidayat, kuasa suami Yosep menepis dugaan itu. Dia menegaskan, hubungan M dengan Tuti biasa-biasa saja. Bahkan keduanya tidak pernah bertemu apalagi telepon.
"Jarang ketemu, pernikahan Pak Yosep itu dengan Ibu M sudah 12 tahun, tidak dipermasalahkan lagi. Bukan sehari dua hari, sebulan dua bulan," kata Rohman ketika dihubungi merdeka.com, Jumat (27/8).
Soal alasan tidak harmonis antara Yosep dan Tuti, Rohman membantahnya. "Yang jelas, rumah tangga ada cekcok wajar, apalagi dua istri. Kalaupun ada tidak harmonis itu tidak menjadi alasan untuk melakukan suatu tindakan. Jadi saya tidak melihat ada motif dari Pak Yosep untuk melakukan itu," ujarnya.
Rohman menuturkan, malam sebelum kejadian, Yosep sempat pamitan ke istri tuanya sekitar pukul 21.00 WIB, dan meminta uang kepada anaknya Amelia. Selama ini, kata Rohman, Amelia yang memegang uang yayasan, dan jika Yosep ada kebutuhan, dia meminta kepada Amelia.
Paginya, Rabu (18/8), sebelum kembali ke rumah istri tua, dia sempat sarapan dulu. "Bangun jam 5, sarapan makan surabi, jam 7 berangkat dari rumah istri muda ke rumah istri tua. Nah sampai di rumah istri tua ada kejadian itu," ujar Rohman.
Rohman juga ingin meluruskan pernyataan polisi bahwa dugaan pelaku pembunuhan adalah orang dekat yang dikenal korban. "Ini yang perlu diluruskan. Semua kok tertuju pada keluarga. tidak ada konflik bahkan keduanya tidak pernah ketemu, sudah sama-sama tahu. Yang jadi pikiran kita itu siapa pelakunya," tukasnya.
(mdk/cob)