Ungkap pelaku, polisi akan cek CCTV & satpam di kompleks rumah Novel
Kepolisian hingga kini masih mencari bukti-bukti atas kejadian penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Alhasil, wajah Novel luka dan harus mendapatkan perawatan secara intensif di rumah sakit.
Kepolisian hingga kini masih mencari bukti-bukti atas kejadian penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Alhasil, wajah Novel luka dan harus mendapatkan perawatan secara intensif di rumah sakit.
"Sedang kita dalami dan kita cek apakah ada yang punya CCTV atau enggak di kompleks ini," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono saat dihubungi merdeka.com, Selasa (11/4).
Selain itu, lanjut Argo, pihaknya juga akan memeriksa securiti tempat Novel tinggal.
"Ya bebas dong, namanya kompleks perumahan kok (tempat Novel tinggal). Ya itu kan kami belum mendapatkan saksi-saksi yang lain keterangannya bagaimana. Nanti kita cek dulu lalu kita sinkronkan keterangan saksi dan kejadian seperti apa, pasti akan kita tanyakan semua," katanya.
"Yang pasti tidak cuman CCTV saja, tapi kami juga mencari bukti yang lain dan petunjuk yang lain," sambungnya.
Sementara ini, lanjut Argo, pihaknya sudah mengirim sisa air yang diduga untuk menyiram Novel ke laboratorium. Hal ini difungsikan untuk mengetahui jenis apa yang dipakai.
"Makanya nanti kita uji dulu apakah itu air keras atau tidak, jenisnya apa cairannya apa. (Profesional?) Makanya kita cek dulu itu apakah air keras atau bukan, cairan apa itu. Kalau memang air keras, nanti dipastikan jenisnya apa. Kan kita belum tau," ujarnya.
Sementara itu Argo menambahkan, hingga kini Novel belum dapat dimintai keterangan.
"Belum diperiksa. Masih nunggu perawatan dan izin dokter baru penyidik bisa meminta keterangan," akhirnya.
Diketahui sebelumnya, penyidik senior KPK Novel Baswedan mengalami insiden nahas sepulang salat subuh. Penyidik yang dikenal berani menangani kasus korupsi besar itu disiram air keras oleh orang tak dikenal.
"Kami mendapatkan informasi tersebut dari pihak keluarga. Sedang dirawat intensif di RS," ujar Febri saat dihubungi merdeka.com, Selasa (11/4).
Banyak yang berspekulasi teror yang menimpa Novel merupakan buntut dari kasus e-KTP. Kasus mega korupsi tersebut saat ini sudah masuk ke persidangan dan menguak nama-nama besar.
Menurut sumber internal KPK, penyiraman Kasatgas korupsi e-KTP itu terjadi bertepatan setelah ketua DPR, Setya Novanto diajukan permohonan cegah.
Baca juga:
Anies Baswedan sebut Novel sudah lima kali kena teror
Novel disiram air keras, Jokowi minta semua penyidik KPK waspada
Jokowi tak mau orang seperti Novel dilukai dengan cara tak beradab
Polisi dalami keterangan saksi soal dua orang diduga penyiram Novel
Jokowi soal Novel disiram air keras: Brutal, saya kutuk keras!
Daftar teror ke Novel Baswedan dan penyidik KPK lainnya
Masinton minta Polri cepat tangkap penyiram air keras Novel Baswedan
-
Apa yang dikatakan oleh Novel Baswedan tentang cerita yang ia dengar mengenai kasus e-KTP? “Iya saya memang pernah dengar cerita itu, saya saat itu ada di Singapura, sedang berobat,” kata Novel saat ditemui, Jumat (1/12).
-
Bagaimana Kejagung mengusut kasus korupsi impor emas? Di samping melakukan penggeledahan kantor pihak Bea Cukai, tim juga masih secara pararel melakukan penyidikan perkara serupa di PT Aneka Tambang (Antam).
-
Kapan Kejagung mulai mengusut kasus korupsi impor emas? Kejagung tengah mengusut kasus dugaan korupsi komoditas emas tahun 2010-2022.
-
Apa yang dikatakan oleh Agus Rahardjo terkait kasus korupsi e-KTP yang menjerat Setya Novanto? Agus mengatakan, Presiden saat itu menginginkan penyidikan kasus yang menjerat Setya Novanto dihentikan.
-
Kapan Air Terjun Nyarai terbentuk? Di sini, kamu bisa menikmati gemuruh air dan kolamnya yang terbentuk sejak ratusan tahun lalu.
-
Bagaimana modus dugaan korupsi dalam pengadaan gas air mata? Modusnya menurut Agus ada pengkondisian pemenangan terhadap tender pada tahap lelang gas air mata. Tender pemenang yang dimaksud adalah PT TMDC."Dugaan persekongkolan tender yang mengarah kepada merk tertentu. Itu satu hal," ucap Agus juga mendesak agar KPK mengusut dugaan kasus korupsi pada pelontar gas air mata tersebut.