Dosen Alami Intimidasi Usai Laporkan Istrinya Selingkuh dengan Anggota TNI
Preman tersebut melakukan pengerusakan CCTV dan juga menggembok rumah Zaenal Arifin dan mengancam ART.
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Zaenal Arifin mengalami teror usai melaporkan istrinya inisial IR ke Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dalam kasus perzinahan. Rumah Zaenal Arifin di Jalan Bau Mangga Makassar didatangi preman pada Senin (18/11).
Pengacara Zaenal Arifin, Fahril Arif mengatakan, pihaknya sudah melaporkan aksi pengancaman dan pengerusakan terhadap kliennya ke Kepolisian Resor Kota Besar Makassar. Dia mengungkapkan sosok yang dilaporkan ke Polrestabes Makassar bernama Sirnan.
"Terlapor atas nama Sirnan," ujarnya kepada wartawan, Selasa (19/11).
Dia mengaku preman tersebut melakukan pengerusakan CCTV dan juga menggembok rumah kliennya. Fahril menyebut preman tersebut melakukan pengancaman terhadap asisten rumah tangga (ART).
"Kerusakan pagar dan benda-benda yang ada di dalam rumah. Ada beberapa karyawan (ART) yang diancam dan pengerusakan beberapa benda termasuk kendaraan," tuturnya.
Fahril berharap Polrestabes Makassar bisa memberikan atensi laporan yang dilayangkan pihaknya.
"Kami berharap laporan ini agar bisa menjadi atensi dan Pak Zaena bisa mengambil barangnya di rumah," terangnya.
Sementara Zaenal Arifin menjelaskan, rentetan kejadian hingga mendapatkan teror pengancaman di rumahnya. Ia mengaku adanya pengerusakan di rumahnya usai dirinya melaporkan istrinya inisial IR ke Polda Sulsel kasus perzinahan.
"Saya menikah dengan istri saya dari 2014. Setelah menikah ada memang beberapa kali kecurigaan (istri selingkuh)," ujarnya.
Dia mengungkapkan awal kecurigaan istrinya selingkuh pada tanggal 15 Agustus 2024. Saat itu, dirinya yang baru pulang dari Jakarta dan melihat anaknya sendirian tanpa ibunya.
"Saya curiga anak saya main sendiri di rumah saat saya pulang. Saya tanya pembantu, mana istri saya. Pembantu saya bilang dari tadi sore keluar meninggalkan rumah," tuturnya.
Karena merasa curiga, akhirnya Zaenal mengecek keberadaan istrinya dengan menggunakan GPS. Saat itu, Zaenal mendapati istrinya berada di sebuah kafe di Jalan Haji Bau Makassar.
"Di situ ada mobil saya terparkir. Saya tunggui sampai jam 09.00 Wita," bebernya.
Saat itulah, dirinya tak menyangka mobilnya digunakan pria lain. Di saat bersamaan dirinya melihat ada juga istrinya.
"Selanjutnya laki-laki itu masuk ke mobil saya dan istri saya juga masuk di sebelahnya. Satu lagi seorang perempuan yang merupakan sahabat istri saya," ungkapnya.
Zaenal pun memutuskan untuk membuntuti mobil yang digunakan oleh istrinya. Zaenal mengaku mobil yang ditumpangi oleh istrinya tersebut sempat berhenti di Jalan Kajaolalido.
"Sempat berhenti di depan lapangan tenis di Jalan Kajaolalido. Di situ saya lihat sahabat istri saya turun dari mobil," kata Zaenal.
Kecurigaan Zaenal terhadap istrinya selingkuh semakin besar. Ia pun terus membuntuti.
"Saya buntutin hingga di belakang Rujab Gubernur Sulsel. Di situ saya langsung palang. Waktu itu saya minta buka pintu dan buka jendela. Akhirnya keluar itu laki-laki dan istri saya teriak suami saya," terangnya.
Karena ketahuan, akhirnya mobil yang ditumpangi istrinya kabur. Zaenal pun tetap mengejar sampai di Jalan Jenderal Sudirman (depan Rujab Gubernur).
"Di situ saya palang lagi dan dia tidak bisa mundur karena ada motor yang menghalangi. Saya gedor-gedor pintu mobil. Istri saya akhirnya turun dan menarik saya," ujarnya.
Ada celah untuk kabur, pria tersebut membawa lari mobil Zaenal. Zaenal mengaku sempat ingin mengejar, tetapi ditahan oleh istrinya.
"Saya berusaha mengejar, tapi istri saya menahan. Istri saya berusaha untuk menahan dengan mencengkram dan menghalang-halangi saya untuk mengejar mobil," tuturnya.
Setelah kejadian tersebut, dia pulang ke rumah keluarganya. Zaenal mengaku sudah meminta penjelasan kepada istrinya dan laki-laki tersebut.
"Istri saya selalu mengelak menghindar dan seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Hampir sebulan lebih tidak ada niat baik istri saya dan laki-laki itu, akhirnya saya melapor ke Pomdam.
Zaenal mengaku melapor ke Pomdam, setelah mengetahui sosok pria yang bersama istrinya adalah anggota TNI.
"Saya melapor tanggal 20 September 2024. Karena saya tahu laki-laki ini seorang TNI" tuturnya.
Zaenal mengungkapkan dugaan perselingkuhan istrinya dengan anggota TNI setelah dilakukan penyelidikan oleh Pomdam. Pasalnya, ditemukan bukti CCTV istrinya dengan anggota TNI berdua di dalam kamar hotel.
"Ada bukti di CCTV di hotel dan terlihat istri saya Check in sekitar jam 16.00 Wita. Itu saya sedang berada di Korea bersama anak-anak. Rekaman CCTV itu menjadi bukti bahwa mereka ada di kamar yang sama," tuturnya.
Dengan adanya bukti tersebut, anggota TNI yang berselingkuh dengan istri Zaenal akhirnya mendapatkan sanksi pencopotan dari jabatannya.
Usai kejadian tersebut, dirinya mendapatkan somasi dari keluarga istrinya. Somasi tersebut berisikan agar Zaenal angkat kaki dari rumah milik orang tua istrinya.
"Dua minggu lalu ada surat somasi agar keluar dari rumah. Pengacara saya langsung menjawab somasi. Setelah itu mulai ada ancaman, bahwa ini rumah akan dikosongkan, akan diambil alih," sebutnya.
Usai somasi tersebut, Zaenal melaporkan istrinya ke Polda Sulsel. Zaenal menyebut laporan ke Polda Sulsel terkait perselingkuhan dan perzinahan.
"Laporan perselingkuhan dan perbuatan asusila. Buat laporan ke Polda," sebutnya.
Usai melaporkan istrinya tersebut, pada Senin malam (18/11), dirinya mendapatkan informasi dari ART-nya terkait adanya preman yang mendatangi rumah.
"Pembantu saya menelpon dan sampaikan banyak preman di depan rumah. Rumah juga sudah digembok. Kejadian ini akhirnya saya laporkan ke Polsek, tapi diarahkan ke Polrestabes. Laporan sudah masuk," kata dia.
Akibat kejadian tersebut, dirinya pun harus pindah sementara waktu.
"Saya minta bantuan ke polsek agar bisa masuk ke dalam rumah. Tapi polsek tidak bisa berbuat apa-apa. Saya mundur dulu saya bermalam di tempat lain," pungkasnya.