Unik, nyamuk Aedes Aegypti ini bisa mencegah DBD hingga Virus Zika
Nyamuk yang sudah mengandung Wolbachia tersebut nantinya akan kawin dengan nyamuk pada umumnya.
Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Namun uniknya, nyamuk Aedes Aegypti yang satu ini justru dapat mencegah penyakit demam berdarah, cikungunya bahkan virus zika. Hal ini karena nyamuk Aedes Aegypti sudah diinjeksi kandungan bakteri Wolbachia.
Seorang peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Adi Utarini menjelaskan nyamuk ber-Wolbachia yang satu ini untuk pertama kalinya dikenalkan di Indonesia pada tahun 2016.
"Proses injeksi nyamuk Aedes Aegypti ini dilakukan di Australia lalu di bawa ke Indonesia untuk mencegah demam berdarah, cikungunya, dan virus zika," ujar Adi Utarini, Rabu (31/8), di Yogyakarta.
Adi Utarini menjelaskan bahwa organisasi kesehatan dunia (WHO) pada Maret 2016 lalu telah menyatakan nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia aman digunakan untuk mencegah demam berdarah, cikungunya, dan virus zika.
-
Kapan kasus Demam Berdarah Dengue di Jepara menyebar dengan cepat? Sejak awal tahun 2024, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) menyebar cepat di tengah warga Kabupaten Jepara.
-
Apa yang dilakukan Profesor Adi Utarini untuk menekan demam berdarah di Yogyakarta? Uji coba yang dilakukan di Yogyakarta ini merupakan uji coba terkontrol acak pertama dari pendekatan baru dalam pengendalian demam berdarah.
-
Siapa saja yang menjadi korban Demam Berdarah Dengue di Jepara? Sejak awal tahun 2024, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) menyebar cepat di tengah warga Kabupaten Jepara. Bahkan dalam dua bulan terakhir, tepatnya dari 1 Januari hingga 29 Februari 2024, 15 orang meninggal akibat DBD dan 11 di antaranya adalah anak-anak.
-
Kapan nyamuk Aedes Aegypti aktif? Nyamuk ini aktif sekitar pukul 10.00 hingga 15.00.
-
Apa yang terjadi di Desa Sidomulo, Pekalongan akibat hujan deras? Akibatnya, banjir dan tanah longsor terjadi di beberapa titik.
-
Bagaimana cara Virus West Nile menyebar? Virus West Nile disebabkan virus yang bersarang di alam liar, biasanya menjangkiti burung. Penyebaran penyakit ini berawal ketika nyamuk menggigit burung lalu tertular. Virus ini menular ke hewan lain dan manusia melalui gigitan nyamuk.
"Untuk pertama kali di Indonesia nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia ini dikenalkan dan diterapkan di Provinsi DIY. Teknologi ini juga akan diterapkan di kota Rio Dejenerio, Brazil," ujar Adi Utarini.
Bakteri Wolbachia merupakan bakteri alami yang dapat mencegah virus dengue. Bakteri tersebut diinjeksikan sejak dini pada telur nyamuk.
Nyamuk yang sudah mengandung Wolbachia tersebut nantinya akan kawin dengan nyamuk pada umumnya. Selanjutnya akan lahir generasi baru nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia.
Pada Agustus 2016 lalu, sejumlah menteri Indonesia telah melirik nyamuk ber-Wolbachia tersebut di antaranya Menko Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
"Ke depannya nyamuk ber-Wolbachia ini akan diterapkan di seluruh DIY," pungkasnya.