Universitas Pancasila Gelar Pemilihan Rektor di Tengah Kasus Dugaan Pelecehan
Setidaknya sudah ada 16 nama terjaring sebagai bakal calon Rektor Universitas Pancasila.
Setidaknya sudah ada 16 nama terjaring sebagai bakal calon Rektor Universitas Pancasila.
- Sudah 2 Melapor, Polisi Buka Pengaduan untuk Korban Dugaan Pelecehan Rektor Universitas Pancasila
- Rektor Universitas Pancasila Mangkir Hari Ini, Pemeriksaan Dijadwalkan Ulang 29 Februari
- Korban Dugaan Pelecehan Rektor Universitas Pancasila Diduga Lebih dari Satu, Salah Satunya Pegawai Honorer
- Tanggapan Universitas Pancasila Usai Rektornya Dilaporkan ke Polisi Terkait Dugaan Pelecehan
Universitas Pancasila Gelar Pemilihan Rektor di Tengah Kasus Dugaan Pelecehan
Proses pemilihan Rektor Universitas Pancasila (UP) periode 2024-2028 terus berjalan di tengah kasus hukum yang membelit Prof. Edie Toet Hendratno (ETH). Diketahui bahwa ETH dilaporkan ke polisi atas dugaan pelecehan seksual kepada karyawatinya di lingkungan kampus.
Saat ini proses pemilihan rektor sudah masuk dalam tahap penjaringan. Ada 16 nama yang sudah terjaring oleh Panitia Pemilihan Rektor (PPR) UP. Pendaftaran sudah ditutup pada 1 Maret 2024. Selanjutnya akan masuk dalam tahapan verifikasi.
“Ada 16 nama yang terjaring oleh PPR UP. Verifikasi data terhadap ke-16 nama bakal calon rekror (Bacarek) mencakup surat pernyataan tanggung jawab BCR, jaminan kebenaran dokumen, daftar riwayat hidup, dan deskripsi diri” kata Ketua PPR UP, Prof. Muhammad Anis, Minggu (3/3).
Dia menuturkan, dari hasil penjaringan 16 nama tersebut terdiri dari internal dan eksternal UP. Pemilihan rektor pada tahap awal yang dilakukan PPR sangat memuaskan sekali melihat besarnya perhatian dan minat Bacarek yang semuanya adalah tokoh-tokoh masyarakat dengan kompetensi yang tinggi dibidangnya.
“Di luar dugaan, PPR sampai dengan jadwal penutupan sudah terdaftar 16 kandidat potensial yang memiliki latar belakang yang sangat baik dan merupakan tokoh publik,” ujar Anis yang merupakan mantan Rektor Universitas Indonesia (UI).
Dalam penjaringan, PPR UP dengan selektif memilih nama. Pihaknya mengaku tidak main-main dalam memilih Bacarek periode yang akan datang. PPR-UP tidak hanya melibatkan pakar Pendidikan, psikolog, pengusaha dan pakar komunikasi dari Senat dan Rektorat saja, tapi juga melibatkan Pembina, Pengawas dan Pengurus Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila (YPPUP).
“Kami mencari figur Rektor yang mampu membawa Universitas Pancasila menjadi PTS yang menjadi tujuan dan kebanggaan Masyarakat dalam mencari Pendidikan tinggi bukan saja di tanah air, tapi juga global,” ungkapnya.
Ketua Pengurus YPPUP itu mengungkapkan, YPPUP sejak tahun 2023 telah mempersiapkan proses Pemilihan Rektor untuk mendapatkan figur yang tepat. Panitia telah bekerja keras dalam melakukan penjaringan.
“Kami sangat bersyukur dan berterimakasih kepada masyarakat khususnya para tokoh kandidat Bacarek yang memiliki perhatian dan kepedulian yang sangat besar pada proses Pemilihan Rektor Universitas Pancasila,” pungkasnya.