Usai pembunuhan harimau, warga takut dengar auman dari atas bukit
Usai pembunuhan harimau, warga takut dengar auman dari atas bukit. Warga sekitar mengaku was-was dengan adanya suara itu. Beberapa di antaranya bahkan takut untuk bekerja.
Pembunuhan harimau sumatera (Phantera tigris sumatrae) di usun Kuala Indah, Desa Terang Bulan, Kecamatan Aek Natas, Labuhan Batu Utara (Labura) belum lama ini berbuntut panjang. Warga kini resah dengan kehadiran harimau lain di desa mereka.
"Awalnya ada warga yang mendengar suara harimau di KM 8. Tadi malam pun masih ada yang dengar, lebih kurang 300 meter gitulah," kata Zulkarnain Munthe, Kepala Dusun Kuala Indah, Rabu (31/5).
Warga sekitar mengaku was-was dengan adanya suara itu. Beberapa di antaranya bahkan takut untuk bekerja.
Seorang warga yang tinggal di KM 8, Wati, mengaku sangat ketakutan mendengar auman baru itu. "Karena suaranya dari atas bukit dekat sini," ucapnya.
Warga was-was kedatangan harimau itu merupakan buntut dari dibunuhnya seekor harimau jantan, Kamis (25/5). Si belang muda itu mati ditombak dan dibacok warga saat mengejar bebek. Bukan hanya dibunuh, kelamin, kumis, ujung ekor, dan kulit kening satwa dilindungi itu juga diambil.
Warga telah melaporkan adanya suara harimau itu kepada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara (Sumut). Instansi ini pun mengirimkan timnya ke Aek Natas untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.
Meski belum menemukan harimau, tim yang dikirim menemukan bekas jejaknya. Diduga masih ada harimau lain selain yang telah dibunuh.
"Tim ini juga dikirim untuk mencegah pembunuhan harimau yang lain," kata Kepala Bidang KSDA Wilayah I BBKSDA Sumut, Mukhtar Amin Ahmadi.