Usai Pilkada, Kasus Covid-19 di Sumsel Meningkat Drastis
Kasus Covid-19 setelah pemilihan kepala daerah (pilkada) di Sumatera Selatan, mengalami peningkatan drastis. Meski demikian, Komisi Pemilihan Umum (KPU) memastikan pelaksanaan pilkada menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Kasus Covid-19 setelah pemilihan kepala daerah (pilkada) di Sumatera Selatan, mengalami peningkatan drastis. Meski demikian, Komisi Pemilihan Umum (KPU) memastikan pelaksanaan pilkada menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Ahli Epidemiologi dari Universitas Sriwijaya Iche Andriyani Liberty mengungkapkan, peningkatan terjadi selama kurun waktu 1-13 Desember 2020 yang mencapai 824 pasien. Sementara pada bulan sebelumnya, tepatnya 17-30 November 2020 terkonfirmasi 658 orang.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Kenapa Pilkada tahun 2020 menarik perhatian? Pilkada 2020 menarik perhatian karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Pilkada di tahun tersebut dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan ketat untuk menjaga keselamatan peserta dan pemilih.
-
Mengapa pria tersebut terinfeksi Covid-19 dalam waktu yang lama? Pria berusia 72 tahun asal Belanda yang tidak disebutkan namanya itu mengalami kekurangan kekebalan cukup parah saat ia terinfeksi virus corona varian Omicron pada tahun 2022, tepat setelah menerima beberapa kali suntikan Covid.Sejak kejadian tersebut, ia terus positif mengidap virus corona selama 613 hari hingga kematiannya pada Oktober tahun lalu.
-
Kenapa ucapan selamat Hari Ibu untuk ibu yang sudah meninggal penting? Meskipun ibu fisiknya mungkin sudah meninggal, tetapi kenangan, pengaruh, dan cinta yang diberikannya masih tetap hidup dalam hati dan kenangan kita.
Lonjakan kasus juga diketahui dari semakin pendeknya waktu mencapai 1.000 kasus. Sejak Oktober 2020, mencapai 1.000 kasus hanya dalam waktu maksimal 17 hari, sementara pada bulan-bulan sebelumnya memerlukan waktu lama, yakni 32 hari.
"Peningkatan kasus karena mobilitas masyarakat sangat tinggi, banyak kegiatan di akhir tahun, terutama pilkada," ungkap Iche, Senin (14/12).
Meski demikian, dirinya tidak bisa menyimpulkan adanya klaster pilkada dalam penyebaran virus corona. Hanya saja, dia melihat aktivitas pilkada cukup menimbulkan keramaian, mulai dari rapat, kampanye yang menyebabkan kerumunan, distribusi logistik, pemungutan suara, perhitungan, rekapitulasi dan tahapan lain.
"Kegiatan seperti itu tentu sangat terpantau. Sangat sulit menyimpulkan muncul klaster pilkada setelah pemungutan suara, apalagi kita tidak tahu apakah semua petugas dan pemilih terbebas dari Covid-19," ujarnya.
Hingga 14 Desember 2020, jumlah kasus positif di Sumsel mencapai 10.335 orang setelah terjadi penambahan 48 kasus hari ini. Jumlah kasus sembuh sebanyak 8.534 pasien dan meninggal dunia berjumlah 561 orang.
Menanggapi hal itu, anggota KPU Sumsel Amrah Muslimin mengatakan, proses pilkada di tujuh kabupaten diterapkan protokol kesehatan secara ketat. Terlebih petugas telah menjalani rapid test dan swab sebelum pemungutan suara.
"Kami pastikan sesuai prokes, semuanya aman, petugas yang terkonfirmasi positif pasti diganti," ujarnya.
Namun setelah hari pencoblosan tak lagi dilakukan pemeriksaan kesehatan karena terbentur anggaran. Sementara pemeriksaan bagi pemilih diserahkan ke Satgas Covid-19.
"Kita lihat dulu apakah peningkatan kasus itu ada di daerah pilkada atau tidak. Tapi semuanya berharap sehat-sehat saja," pungkasnya.
Baca juga:
Angka Kesembuhan Covid-19 Sumut Capai 83,71 Persen
Mulai Beroperasi, Bioskop Cinepolis Makassar Terapkan 71 Aturan Tangkal Covid-19
Pemprov DKI Belum Putuskan Metode Sekolah Tatap Muka 2021
Ketua KPU Sebut 30 Orang Positif Covid-19 dari 2 Juta Lebih Penyelenggara Pilkada
Anggota FPDIP DPRD Solo Terpapar Covid-19, Penerapan Prokes Diperketat
Wagub Riza Patria Ungkap Kondisi Anies: Baik, OTG, Diisolasi di Rumah Dinas