Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jenderal
Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat. Videonya viral setelah seorang pelaku mengaku sebagai keponakan seorang jenderal.
Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat. Videonya viral setelah seorang pelaku mengaku sebagai keponakan seorang jenderal.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kenapa contoh pidato bahasa Jawa ini bisa viral? Lantas bagaimana contoh pidato Bahasa Jawa dengan berbagai tema dan topik yang bisa nenjadi referensi? Melansir dari berbagai sumber, 5/9), simak ulasan informasinya berikut ini.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Apa yang terjadi dalam video viral tersebut? Video yang menampilkan seorang sopir truk video call dengan keluarga dan menyatakan tak memperbolehkan anaknya jadi polisi viral di media sosial. Video itu diambil di depan kantor Polsek Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Jambi.
Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera
Penganiayaan yang viral itu dikabarkan terjadi di Mekarwangi, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung. Kejadian itu menjadi viral setelah diunggah akun X Heraloebss, dengan narasi pelaku dibebaskan setelah mengaku sebagai keponakan dari seorang Mayor Jenderal (Mayjend) TNI AD.
"Gerombolan pemuda di Bandung melakukan aksi kekerasan sambil live tiktok, perut korban ditempel pisau & dipukulin. Mengaku keponakan JENDERAL MAYJEN RIFKI NAWAWI,” tulis akun tersebut.
Sementara dalam video, terduga pelaku penganiayaan pun menyatakan kalau dirinya adalah keponakan dari Mayjen TNI. Dengan potongan video selanjutnya korban yang masih bocah sempat menangis setelah kepalanya dipukul dengan botol.
"Meskipun Om aing jenderal aing tak pernah minta tolong ke om aing nu jenderal. Sok searching di google maneh, Mayjend Rifki Nawawi. Apakah aing pernah minta tolong, gak pernah," ujar si remaja dalam video.
- VIDEO: Remaja Live Pukuli Korban, Sok-Sokan Ngaku Keponakan Mayor Jenderal TNI
- Viral Bendera Bulan Bintang Dikibarkan di Kantor Polisi Bireuen, Ini Pemicunya
- Viral Tawuran Remaja di Depan Mal Bassura Jatinegara Jaktim, Ini Kata Polisi
- VIDEO: Jejak Cemerlang Letjen TNI Widi, Eks Ajudan Jokowi Raih Bintang Tiga di Pundak
Atas kejadian ini, Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Abdul Rahman meluruskan kalau kasus ini masih dalam penyelidikan. Setelah korban melaporkan kasus penganiayaan ke Polrestabes Bandung.
"Korban terkait yang viral di atas baru membuat laporan polisi kemarin siang di Satreskrim Polrestabes Bandung. Tentunya kami melakukan pemeriksaan saksi-saksi terkait hal tersebut,” ujar Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
Sementara, Rahman menyampaikan kalau penyidik sampai saat ini masih mencoba memburu remaja terduga pelaku berinisial Y. Setelah kasus penganiayaan ini telah resmi masuk tahap penyelidikan.
"Kemudian melakukan pencarian terhadap yang diduga pelaku inisial Y," ujarnya
Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. "Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri," kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
Menurutnya, dalam proses tindak pidana pihaknya tidak memandang latar belakang pelaku. Karena semua pihak sama di mata hukum, tanpa pengecualian apa pun.
“Dan saya tegaskan siapa pun itu, ketika seseorang melakukan tindakan kriminal akan kami proses sesuai aturan hukum yang berlaku tidak memandang siapa pun itu, karena semua orang sama dimata hukum tidak ada pengecualian,” ujarnya.
Rahman pun meluruskan terkait narasi beredar di media sosial yang menyebut Y bebas karena pengaruh sebagai keponakan dari Mayor Jenderal TNI AD. "Kan masih lidik diduga pelaku, kan belum ditangkap gimana mau ditahan,” ujarnya.
“Terhadap berita bahwa tidak dilakukan penahanan terhadap pelaku karena alasan keponakan petinggi itu tidak benar. Karena kami dari Satreskrim Polrestabes masih melakukan pencarian diduga pelaku," ujarnya.