Wagub Jabar nilai pembuat vaksin palsu sama dengan pembunuh balita
Deddy mendesak BPOM lebih jeli mengawasi peredaran obat dan makanan.
Praktik produksi vaksin balita palsu sudah berjalan belasan tahun mengusik Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar. Dia menilai pelakunya sama saja dengan pembunuh balita.
"Ini harus dibersihkan, korbannya anak-anak. Pembunuhan balita. Harus dikejar sampai tuntas," kata Deddy, di Kota Bandung, Rabu (29/6).
Dia berharap, BPOM selaku lembaga pengawas harus lebih jeli mendeteksi. Karena vaksin palsu ini langsung menyasar ke banyak anak-anak. Apalagi pelaku sudah 13 tahun menjalankan praktik itu. Menurut dia, itu sangat penting agar kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan vaksin tidak semakin tergerus.
"Harus bisa ditelusuri terus. BBPOM maupun kepolisian," ujar Deddy.
Deddy mengimbau masyarakat tidak sembarangan dalam memilih tempat memberi vaksin. Dia menyarankan supaya imunisasi dilakukan di Posyandu, rumah sakit pemerintah, dan klinik kesehatan resmi. Sebab, berbagai fasilitas kesehatan itu menggunakan vaksin asli buatan produsen resmi dan ternama.
"Lebih banyak Bio Farma kan, asli. Jangan sembarangan," tutup Deddy.