Wakil Ketua DPR Nilai Tim Pemadam Kebakaran Hutan Amatiran
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia sangat buruk. Dia menyebut tim penanganan karhutla masih amatiran.
Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sudah sangat mengkhawatirkan. Terparah terjadi di Riau. Menjalar hingga provinsi Kalimantan dan Sumatera. Warga pun dihantui berbagai penyakit. Harus segera ditangani.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kebakaran terbesar terjadi di Riau mencapai 40 ribu hektare. Dari Januari hingga Agustus 2019, BNPB mencatat kebakaran pada lahan berhutan seluas 328.724 hektare. 27 Persen di antaranya, atau 89.563 hektare adalah lahan gambut.
-
Kapan Harun Kabir meninggal? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia.
-
Kapan Habib Ali Kwitang wafat? Sampai sekarang, jejak dakwah dari ulama yang wafat pada 13 Oktober 1968 itu masih ada.
-
Kapan Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi meninggal? Makam Habib Muhammad meninggal di Kota Surabaya pada tahun 1917 Masehi.
-
Apa yang menurut Fahri Hamzah menjadi bukti dari efek persatuan Jokowi dan Prabowo? "Efek persatuan mereka itu luar biasa, telah melahirkan kebijakan-kebijakan yang akan menjadi game changer, perubahan yang punya efek dahsyat pada perekonomian dan masyarakat secara umum," sambungnya.
-
Siapa Habib Ali Kwitang? Di awal abad ke-20, Habib Ali Kwitang menjadi sosok ulama yang paling berpengaruh di masa penjajahan Belanda dan Jepang. Ia merupakan keturunan dari Rasulullah di Betawi yang turut membantu kelahiran Republik Indonesia.
-
Kapan KH Hasyim Asy'ari wafat? KH Hasyim Asy'ari wafat pada 25 Juli 1947, tepat pada hari ini, 76 tahun yang lalu.
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia sangat buruk. Dia menyebut tim penanganan karhutla masih amatiran.
"Kalau saya sih anggap ini amatir lah, para pekerja ini amatir, harus kerja lebih profesional," kata Fahri di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (16/9).
Fahri heran pemerintah tidak bisa melacak penyebab karhutla. Padahal, pemerintah sudah memiliki alat pendeteksi titik api.
"Di Indonesia ini punya alat mitigasi yang benar. Api masa kita nggak bisa baca, karena itu mengeluarkan panas kan. Kayu saja yang ditebang, yang kelihatan putihnya itu, getahnya itu atau apa, itu bisa disensor oleh radar, oleh satelit, masa api kita nggak bisa lacak," katanya.
Dia menyarankan agar Presiden Jokowi merombak jajaran tim penanganan karhutla di kabinet baru.
"Sebentar lagi kan presiden ganti tim, ya cari aja tim yang bagus, yang bisa menyelesaikan itu semua. Jangan yang itu-itu aja. Kalau orang yang sama disuruh kerja, kerjaannya tidak selesai-selesai, ya dipecat. Prinsip kerja negara begitu," katanya.
Reporter: Delvira Hutabarat
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Kaltim Dikepung Asap, Gubernur Isran Noor Tak Percaya Warga Bakar Lahan
Akibat Kabut Asap, Wings Air di Pekanbaru Batal Terbang ke Dumai
Gara-Gara Asap Pekat, 2 Pesawat Berputar di Langit Palembang
Ini Kondisi Piton si Raja Ular yang Hangus Terbakar di Hutan Kalimantan
Kebakaran Hutan di Kalteng, Ular Piton Ditemukan Mati Terpanggang
BMKG Pastikan Kabut Asap di Aceh Bukan dari Karhutla Riau