Wakil Wali Kota sebut full day school untungkan guru Samarinda
Rencana program full day school selaras dengan syarat guru bersertifikasi untuk memenuhi jam ajar.
Rencana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menerapkan peserta didik bersekolah penuh dalam satu hari (full day school), menuai reaksi beragam di berbagai daerah. Bagi kota Samarinda, Kalimantan Timur, kebijakan itu justru melengkapi syarat guru bersertifikasi untuk memenuhi jam ajar.
"Di Samarinda ini, guru malah kekurangan waktu mengajar. Karena pada sertifikasi guru, guru mengajar ditentukan jamnya. Malahan guru harus mengambil (jam mengajar) di sekolah lain," kata Wakil Wali Kota Samarinda, Nusyirwan Ismail, kepada wartawan, di kantor Gubernur Kalimantan Timur, Jalan Gadjah Mada, Samarinda, Rabu (10/8).
"Jadi kalau ada full day school, sebenarnya berselarasan, bersesuaian dengan tuntutan sertifikasi guru dalam jam belajar. Sebenarnya sejalan," ujarnya.
Diterangkan Nusyirwan, Samarinda sebagai ibu kota provinsi, warganya kecenderungan sebagai pekerja. "Pada prinsipnya Samarinda ini ciri utama adalah kota ya, kecenderungan suami istri bekerja. Tipikal kota itu, menurut kami, cocok diterapkan," sebut Nusyirwan.
"Tapi yang paling penting, bagaimana implementasinya. Apakah nanti menambah beban berat orang tua, tentunya harus dilakukan kajian," tambahnya.
Hanya saja, apabila memang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ngotot mau menerapkan full day school, tidak bisa diterapkan begitu saja, tanpa ada contoh dari daerah lain, yang dijadikan pilot project.
"Saran kami setiap daerah diberi pilot project dulu. Sehingga kalau pilot project berhasil, baru bisa dikembangkan di semua daerah," ungkap Nusyirwan.
"Seperti penerapan kurikulum (kurikulum 2013) kan pakai pilot project dulu kan? Baru bisa diterapkan. Saya rasa cukup baik ya soal pembangunan karakter. Saya tidak tahu kalau kabupaten kota lainnya," jelasnya lagi.
Lantas bagaimana dengan peserta didik yang mampu dan tidak, terutama dalam hal finansial? "Masalahnya waktu pendidikan yang panjang ini kan bukan bobot dari pelajarannya. Tapi ada di situ, konten yang lebih mengarah ke karakter," sebut Nusyirwan lagi.
"Karakter itu kan bottom up ya. Dipoles dulu di dasar, tengah, kemudian mengecil ke atas. Nah nanti skill-nya, knowledge-nya yang besar. Itu seperti piramid," sebut terang Nusyirwan menganalogikan.
"Harapan kita full day school baik. Tapi kita lihat apakah bobotnya di SD, SMP atau SMA, kita lihat juga. Kita lihat juga kesiapan sekolah soal konsumsi, anak-anak dan lain-lain. Tapi kalau meletakkan full day school untuk masyarakat perkotaan, saya kira bisa lebih baik," paparnya.
Lantas, apabila nantinya diterapkan di Samarinda, sementara pemerintah pusat memangkas anggaran daerah, sehingga Samarinda misalnya mengalami defisit anggaran, apakah full day school tetap pantas?
"Ya kita berharap kalau ini konsepnya di nasional, mungkin ada dukungan nasional. Seperti BOS (Bantuan Operasional Sekolah) kan tetap jalan. Dengan full day school ini, bebannya (soal anggaran) jangan dibebankan ke daerah, yang tidak semua bisa menyanggupinya. Dibicarakan lebih dalam, detail dan ke bawah. Bisa diawali dengan pilot project," pungkasnya.
Diketahui, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menggagas Full Day School atau sekolah sepanjang hari, bagi jenjang SD hingga SMP. Gagasan itu juga sudah disampaikan Muhadjir, kepada Wapres Jusuf Kalla. Menurut dia, dengan Full Day School, bakal memberikan banyak kesempatan untuk menanamkan pendidikan karakter bagi peserta didik, sesuai program Nawacita Presiden Jokowi-Wapres Jusuf Kalla.
-
Kenapa Alexandria Islamic School menerapkan konsep boarding dan fullday school? Dengan konsep ini Alexandria memiliki tujuan untuk menciptakan manusia-manusia yang memiliki pengetahuan global dan memiliki pemahaman yang mendalam mengenai iman dan taqwa.
-
Bagaimana sekolah tersebut mendukung bakat anak-anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. “Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?” tanya Hilman. “Iya,” jawab Boy.
-
Siapa yang pindah sekolah? Melansir dari akun fristymayangdewi, seorang siswa bernama Ucok terpaksa pindah sekolah ke Jakarta setelah ayahnya meninggal dunia.
-
Kenapa siswa SDN Ambon belajar di lantai? Tidak ada bangku membuat para siswa harus duduk di lantai dan menunduk saat menulis materi pelajaran. Sebuah Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Serang, Banten, tampak memprihatinkan. Puluhan siswa di sana terpaksa melakukan kegiatan belajar mengajar di lantai karena tak ada meja dan kursi.
-
Di mana Sagil bersekolah? Seorang siswa Sekolah Dasar (SD) asal Desa Belui, Kecamatan Depati Tujuh, Kabupaten Kerinci, Jambi, memiliki postur tubuh yang tak biasa.
-
Kenapa Ambachtsschool didirikan di Surabaya? Memang kota ini pada abad ke-19 sampai 20 menjadi kota industrial. Maka dari itu, sekolah ini berdiri di tempat yang sesuai dengan kebutuhan.
Baca juga:
Belum sebulan menjabat, Mendikbud Muhadjir sudah banjir kritikan
Cerita Mendikbud sebut full day school ide presiden dari nawacita
Apa kata Ki Hajar Dewantara lihat pendidikan Indonesia sekarang?
Full day school menguatkan stigma ganti Mendikbud ganti sistem
Kemendikbud harus kaji lebih dalam soal gagasan Full day school