Wali kota Solo protes data penerima kompensasi BBM dari pusat
Sepengetahuannya, BPS melakukan pendataan terakhir kali pada tahun 2011.
Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dan Badan Pusat Statistik (BPS) mengaku tidak tahu menahu soal data yang digunakan pemerintah pusat dalam penyaluran dana kompensasi BBM. Dana itu dimasukkan ke dalam Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS).
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mempertanyakan data yang digunakan pemerintah pusat tersebut. Sebab, sepengetahuannya, BPS melakukan pendataan terakhir kali pada tahun 2011. Dalam pendataan itu terdapat selisih data antara pemkot dengan BPS, khususnya data atau jumlah warga miskin.
"Pendataan warga miskin yang kami lakukan berdasarkan 25 parameter. Kalau BPS parameternya hanya 14, sama dengan yang digunakan di seluruh Indonesia," ujar Rudy, Jumat (21/11).
Rudy menyayangkan parameter yang digunakan BPS tersebut. Pasalnya karakteristik masing-masing daerah berbeda. Mestinya, lanjut Rudy, yang digunakan adalah data Pemerintah Daerah (Pemda).
"Yang tahu kondisi daerahnya kan pemda. Dalam pendataan, BPS seharusnya melibatkan Pemda setempat," imbuhnya.
Senada dengan Rudy, Kepala BPS Solo, R Bagus Susanto juga menyatakan tidak tahu menahu ihwal data yang digunakan dalam penyaluran dana PSKS.
"Kami terakhir melakukan pendataan tahun 2011. Hasil survei PPLS 2011, diperoleh jumlah RTM (rumah tangga miskin) di Kota Solo sebanyak 44.872. Sementara penerima dana PSKS saat ini ada 29.043," urainya.
Bagus mengaku tidak mengetahui data mana yang digunakan untuk membagikan dana kompensasi BBM itu. Perbedaan data BPS dengan data penerima dana PSKS, diakui Bagus rawan menimbulkan gejolak di masyarakat.
"Kami sudah biasa BPS menjadi sasaran kemarahan warga karena tak terdaftar sebagai menerima dana PSKS," keluhnya.
Dia menduga, data yang digunakan dalam penyaluran dana PSKS sesuai data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Sebab data tersebut juga digunakan pemerintah pusat saat penyaluran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) tahun 2013 lalu.
"Kami memang belum melakukan pendataan ulang jumlah RTM pada tahun ini. Lantaran anggaran pemerintah pusat tak kunjung turun. Mungkin baru dilakukan pada 2015 mendatang," pungkasnya.
Baca juga:
Anas sarankan Jokowi tak gentar hadapi interpelasi soal BBM
Tolak kenaikan BBM, Wali kota Yogya ikut orasi & teken petisi
Pemkab Sukoharjo bagikan Rp 20,4 M uang kompensasi BBM
Anas sebut Jokowi lebih kesatria dari SBY saat naikkan BBM
Demo BBM di DPRD Jatim ricuh, mahasiswa bentrok dengan polisi
BBM naik, puluhan nelayan di Cilincing & Marunda berhenti melaut
Demo tolak BBM naik, HMI & Polisi bentrok di Gedung DPRD Jabar
-
Bagaimana Sosis Solo Mbah Bedug dipasarkan? Selain itu, pihak pemilik kuliner juga melakukan pemasaran lewat media sosial yang terbukti ampuh. “Ini saya tahu dari media sosial. Harganya juga terjangkau bagi masyarakat. Varian rasanya juga banyak,” kata Eni Lestari, salah seorang pembeli kuliner Sosis Solo Mbah Bedug.
-
Apa yang terbakar di Solo? Pada Selasa (3/10), terjadi kebakaran di sebuah gudang rongsok yang terletak di Kampung Joyosudiran, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah.
-
Dimana Sosis Solo Mbah Bedug dijual? Tak jauh dari Alun-Alun Pengging yang berada di Desa Bendan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, terdapat sebuah kuliner legendaris.
-
Apa itu Selat Solo? Selat Solo menjadi salah satu kuliner yang bisa menjadi pilihan saat berkunjung ke Kota Surakarta, Jawa Tengah.
-
Kapan Sosis Solo Mbah Bedug mulai dijual? Resep kuliner ini sudah diwariskan secara turun-temurun sejak tahun 1950