Wali Kota Solo sebut rencana pemotongan gaji ASN untuk pensiun terlambat
Rencana pemerintah pusat memotong gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) sebesar 15 persen untuk pensiun dinilai terlambat. Pemotongan juga tidak boleh dilakukan secara 'gebyah uyah' atau dengan sistem pukul rata namun harus diperkirakan sesuai usia masing-masing ASN.
Rencana pemerintah pusat memotong gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) sebesar 15 persen untuk pensiun dinilai terlambat. Pemotongan juga tidak boleh dilakukan secara 'gebyah uyah' atau dengan sistem pukul rata namun harus diperkirakan sesuai usia masing-masing ASN.
Pernyataan tersebut diungkapkan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo menanggapi wacana pemerintah pusat yang akan menerapkan pemotongan gaji untuk keperluan pensiun ASN. Menurut Rudy, panggilan akrab wali kota, wacana tersebut sangat terlambat jika diterapkan kepada seluruh ASN. Terlebih pada ASN yang sudah memasuki masa pensiun karena tidak akan efektif.
-
Siapa yang memberi pernyataan tentang alasan sepinya penonton di Solo? Hal itu diungkapkan langsung oleh Wali Kota Solo Gibran Rakabuming.
-
Apa itu Sosis Solo? Sosis Solo merupakan perbaduan budaya lokal dengan Belanda. Kala itu Pemerintahan Belanda memiliki hubungan diplomasi yang baik dengan Keraton Surakarta. Para Meneer dan Noni sangat gemar memakan sosis, namun tidak dengan pribumi. Karena hubungan baik itu, kedua pihak sering menggelar pesta perjamuan.
-
Apa yang terbakar di Solo? Pada Selasa (3/10), terjadi kebakaran di sebuah gudang rongsok yang terletak di Kampung Joyosudiran, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah.
-
Apa itu Selat Solo? Selat Solo menjadi salah satu kuliner yang bisa menjadi pilihan saat berkunjung ke Kota Surakarta, Jawa Tengah.
-
Kenapa kebakaran gudang di Solo terjadi? “Kemudian saat pekerja terakhir meninggalkan tempat, warga menginformasikan ada asap di dalam. Pekerja tersebut kembali masuk dan didapati titik api. Saat itu pekerja berusaha memadamkan api tapi tidak mampu,” kata Agus.
"Ini terlambat, kalau diterapkan untuk ASN yang sudah mau pensiun. Kalau bikin kebijakan itu jangan 'gebyah uyah' (disamaratakan). Harus proporsional, profesional," ujar Rudy kepada wartawan, di rumah dinas wali kota Loji Gandrung, Jumat (9/3).
Rudy meminta kebijakan tersebut seharusnya diberlakukan kepada ASN yang masih berusia muda yakni usia 34 atau maksimal 40 tahun. Namun jika diterapkan pada ASN yang berusia di atas 50 tahun, menurutnya, sangat tidak efektif.
"Kalau untuk ASN generasi muda yes, tetapi kalau ASN yang tinggal setahun masa kerja buat apa," tandasnya.
Wali Kota menegaskan, kebijakan pemerintah haruslah berpihak kepada seluruh ASN. Sebaliknya jangan sampai kebijakan terseret justru akan membebani para abdi negara. Apalagi jumlah potongan 15 persen dinilainya cukup besar jika dibandingkan potongan sebelumnya sebesar 4 persen.
Dalam kesempatan sama, Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Kota Solo, Rakhmat Sutomo menyampaikan hal yang sama. Ia menilai, sebelum pemberlakuan kebijakan tersebut, pemerintah harus mempertimbangkan usia ASN.
"Harus dilihat umurnya dulu, minimal kebijakan tersebut diterapkan kepada ASN yang masa kerjanya masih 20 tahun. Jadi memang jangan digebyah uyah," tutup Rahmat.
Baca juga:
Kekurangan 2 ribu tenaga, Pemkot persilakan ASN luar daerah pindah ke Solo
Mutasi 153 ASN, Wali Kota Solo jamin tak ada jual beli jabatan
Akhiri perayaan Imlek, warga Solo disuguhi kirab liong dan barongsai
Desain Masjid Taman Sriwedari Solo ditargetkan selesai akhir Maret
Pemerintah daerah diminta update data inflasi agar kebijakan tepat sasaran