Wapres Ma'ruf Amin: Paling Banyak Ada di Surga Orang Indonesia
Karena menurutnya warga Indonesia paling banyak mengucapkan kalimat Tauhid 'La Ilaha Illallah'
Wapres sebut orang Indonesia paling banyak yang masuk surga
- Terungkap Isi Wejangan Penasihat MUI ke Pramono Anung
- Wapres Ma’ruf Amin: Selamat Merayakan Idulfitri, Terus Hidupkan Spirit Ramadan
- Wapres Ma'ruf Amin Salat Tarawih Perdana di Kediaman, Ini Sosok Sang Imam
- Wapres Ma'ruf Tanggapi Candaan Zulhas Kaitkan Salat dengan Pilpres 2024: Jangan Kayak Anak-Anak
Wapres Ma'ruf Amin: Surga Indonesia, Tempat Terbanyak Orang Bahagia!
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa warga Indonesia akan paling banyak menjadi penghuni surga. Dia mengatakan demikian karena menurutnya warga Indonesia paling banyak mengucapkan kalimat Tauhid 'La Ilaha Illallah'.
Hal itu dia sampaikan saat memberikan tausiyah dalam acara buka bersama Presiden dan Wapres bersama para menteri kabinet Indonesia maju (KIM) di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (28/3) sore.
"Seperti yang pernah saya katakan, pak Presiden, yang paling banyak ada di surga itu orang Indonesia ternyata itu," kata Ma'ruf.
Ma'ruf pun kemudian mengutip Hadits yang berbunyi, 'Man Qala La Ilaha Illallah Dakhala Al Jannah' yang artinya, barang siapa mengucapkan tiada Tuhan selain Allah, maka dia pasti akan masuk surga.
Kendati demikian, Ma'ruf mengingatkan bahwa jalan menuju Surga tidak gampang. Selain membacakan kalimat tauhid dan syahadat, warga Indonesia yang menginginkan surga juga harus menjalani syariat Islam sesuai Al-Quran dan Hadist.
"Berarti di surga nanti orang Indonesia melulu itu isinya nanti. Alhamdulillah, Insya Allah. Cuman ada yang langsung, ada yang tidak langsung," ujar Ma'ruf yang langsung disambut riuh tertawa para menteri.
Lebih lanjut, Ma'ruf juga mengingatkan agar selama bulan Ramadhan ini masyarakat Indonesia mampu menjaga segala nafsu, baik makan dan minum serta nafsu diri.
Apalagi setelah musim Pemilu 2024, seluruh pihak menurutnya harus bisa mengendalikan diri dengan baik. Ia pun mengingatkan puasa yang tidak memberikan dampak ke dalam diri masing-masing, maka berarti puasanya tidak bernilai.
"Mudah-mudahan di bulan Ramadan, kita bisa melakukan upaya-upaya perbaikan dan menjadi hamba Allah yang patuh menjalankan syariahnya sesuai petunjuk Al-Quran," pungkas Ma'ruf.