Warga Banyuwangi Bikin Destinasi Berkebun di Lingkungan Perumahan
Tidak hanya hobi, berkebun di perumahan membuat warga bercita-cita menjadikan gang-gang rumahnya menjadi destinasi wisata edukasi berkebun, sekaligus bisnis jual beli bibit tanaman dan sayuran. Warga kompak menamai aktivitas berkebunnya menjadi Wisata Edukasi Latar Kita.
Warga Puri Brawijaya Permai, Kelurahan Kebalenan, Kabupaten Banyuwangi tampak kompak memanfaatkan ruang kosong di pekarangan rumahnya untuk tempat bercocok tanam. Aneka sayuran, buah, hingga tanaman bunga tampak tertata di halaman dengan media tanam polybag.
Tidak hanya hobi, berkebun di perumahan membuat warga bercita-cita menjadikan gang-gang rumahnya menjadi destinasi wisata edukasi berkebun, sekaligus bisnis jual beli bibit tanaman dan sayuran. Warga kompak menamai aktivitas berkebunnya menjadi Wisata Edukasi Latar Kita.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Apa penghargaan yang diraih Banyuwangi? Diserahkan Presiden RI Joko Widodo kepada Bupati Ipuk Fiestiandani di Istana Negara, Kamis (31/8/2023), Banyuwangi berhasil mempertahankan predikat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Terbaik 2022 se-Jawa dan Bali.
"Awalnya saat Covid-19 ini kan banyak orang yang di rumah dan minim aktivitas, kemudian saya ajak berkebun di pekarangan rumah dan warga antusias," kata penggagas Wisata Edukasi Latar Kita, Sugiarto (38) saat dihubungi, Kamis (27/8).
Saat ini, kata Sugiarto, sudah ada 30 orang di lingkungan perumahannya yang menanam aneka sayuran di pekarangan. Warga kemudian gotong royong menanam, mulai proses mengumpulkan kompos, mengisi kompos di polybag, menyemai bibit.
"Ini kami mulai sejak Juli lalu, dan warga gotong-royong bersama untuk berkebun ini. Mulai dari ruang kosong di pekarangan hingga di pinggir jalan masuk perumahan. Karena ini di perumahan, komposnya kami ambil dari peternak ayam yang kami kenal di dekat sini," ujarnya.
Hasil sayuran dan buah yang ditanam kemudian dijual, dan hasilnya diputar kembali untuk biaya perawatan kebun. Beberapa tanaman seperti kangkung, sawi, seledri, tomat, cabe dan buah stroberi tidak dipanen, namun langsung dijual per polybag dengan tanamannya. Per polybag strobery dijual Rp 10 ribu, terong tomat dan cabe Rp 20 ribu.
"Penjualannya satu pintu, lewat saya, dan hasilnya untuk beli bibit, polybag lagi. Terlaris laku banyak daun mint, stroberi, lombok sama terong. Panen pertama kemarin masih dapat Rp 350 ribu, karena sebagian banyak sayur yang dibagikan ke warga juga.
Sugiarto mengatakan, kegiatan berkebun di pekarangan rumah tidak hanya menjadi hiasan, namun bisa membantu ketahanan pangan keluarga di tengah pandemi Covid-19. Selain itu, warga juga semakin rukun dengan aktivitas yang disukai bersama.
"Pertama kita nggak usah bingung kalau misalkan butuh sayur, bisa ambil di pekarangan sendiri. Dan ini juga untuk ketahanan pangan keluarga. Dan ternyata Anak-anak banyak yang suka dengan kegiatan ini. Mereka senang menyiram, menanam," katanya.
Untuk perawatan kebun di pekarangan, Sugiarto juga memantau perkembangan tanaman di gang perumahannya. Dia dan keluarganya terus menjalin komunikasi dan bersedia menyiram tanaman di pekarangan tetangganya.
"Agar tetap mau merawat, saya awali, saya siram sama keluarga. Dan sering komunikasi agar warga tambah rukun," ujar pria yang memiliki usaha rumah makan Kedai Batok Banyuwangi ini.
Dia berharap, kawasan kebun di pekarangan rumah bisa menjadi destinasi wisata edukasi, khususnya buat Anak-anak. Apalagi Sugiarto juga punya rumah baca untuk kegiatan belajar bersama.
"Target saya nanti bisa jadi wisata dan edukasi khusus perumahan, karena ini saja sudah menarik minat anak anak untuk datang dan melihat ingin belajar menanam. Jadi ini bisa jadi rest area untuk bermain Anak anak. Kebetulan saya juga punya rumah baca," jelasnya.
(mdk/hhw)