Warga Cluring Banyuwangi Sulap Sungai Penuh Sampah Jadi Lokasi Wisata
"Dengan diubah menjadi tempat wisata dan lokasi penebaran ikan secara terkendali, maka otomatis warga akan ikut menjaga kebersihan sungai. Kemarin sudah ditebar 3.000 bibit ikan nila dan tombro, serta penanaman 25 pohon cemara udang di tepian sungai," ujarnya.
Warga Desa Benculuk, Kecamatan Cluring memiliki cara unik menjaga kebersihan sungainya. Mereka menebari sungainya dengan 3.000 bibit ikan nila dan tombro. Ribuan ikan beraneka jenis warna yang berenang di sungai ini akhirnya membuat warga segan membuang sampah di sungai.
Sungai Kampung Pinggir Kanal (Pingkan) di Kecamatan Cluring Banyuwangi dulunya dikenal penuh sampah. Banyak masyarakat yang buang sampah dan buang air besar di sungai yang mengalir di antara dua dusun, yakni Dusun Krajan dan Dusun Kepatihan, Kecamatan Cluring.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Dimana insentif diserahkan kepada Banyuwangi? Insentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Jakarta, Senin (6/11).
Namun, kini sungai yang dikenal dengan Dam BCL 5 berubah menjadi wisata air dan sentra kuliner. Ini setelah ribuan ikan bantuan dari Dinas Perikanan dan Pangan (Disperipangan) ditebar di sepanjang sungai Pingkan.
©2019 humas kab banyuwangi
Melalui Festival Cipta Wisata Tebar Ikan Terkendali (Barkanli), Banyuwangi ingin memperkenalkan destinasi wisata yang dibuat berdasarkan kesadaran masyarakatnya.
"Ide ini sangat bagus, bagaimana membuat warga sekitar menjadi sungkan saat membuang sampah di sungai. Cara unik yang mereka pilih berhasil menyulap sungai kumuh menjadi lokasi wisata yang menarik. Dan mereka merayakannya lewat Festival Cipta Wisata Tebar Ikan Terkendali (Barkanli)," kata Dwi Yanto, Staf Ahli Bupati Bidang SDM dan Kemasyarakatan Banyuwangi, Selasa (19/11/2019).
Festival Barkanli ini mengenalkan upaya warga setempat yang menjadikan sungai sebagai lokasi wisata. Dengan menjadi lokasi wisata, kebersihan air sungai bisa terjaga.
Dwi melanjutkan dulu tempat ini kumuh, masyarakat buang sampah dan buang air besar sembarangan di sini.
"Dengan diubah menjadi tempat wisata dan lokasi penebaran ikan secara terkendali, maka otomatis warga akan ikut menjaga kebersihan sungai. Kemarin sudah ditebar 3.000 bibit ikan nila dan tombro, serta penanaman 25 pohon cemara udang di tepian sungai," ujarnya.
Selain wisata air dan sentra kuliner, sungai ini juga dijadikan tempat pemancingan, budidaya ikan air tawar, wisata transportasi air (dikayuh), terapi ikan, dan pusat kebudayaan.
©2019 humas kab banyuwangi
Dwi berharap dengan menjadi destinasi wisata perekonomian warga juga akan turut meningkat. "Banyak yang bisa dimanfaatkan di sini untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar," kata Dwi.
Kepala Dinas Perikanan dan Pangan, Hari Cahyo Purnomo, mengatakan potensi perikanan budidaya di kawasan ini merupakan salah satu upaya restocking terhadap potensi perikanan Banyuwangi.
“Ini adalah upaya restocking, agar persediaan ikan di Banyuwangi aman. Sebelumnya Banyuwangi sudah punya gerakan Masyarakat Pangan Mina Lestari (Gema Pamili) menuju eko wisata. Kami ingin terus kembangkan di semua sektor, baik di perikanan laut, pantai maupun darat. Di darat ada potensi barkanli semacam ini yang bisa dikembangkan," kata Hari.
"Tadi kami tebarkan 3000 bibit ikan nila dan tombro di sepanjang sungai ini. Saat debit air tinggi di bulan Desember nanti, kami akan tebar kembali 12.000 bibit. Total 15.000 bibit, sedangkan penanaman cemara udang, akan kami genapkan hingga mencapai 100 batang pohon," tambah Hari.
(mdk/paw)