Warga di Surabaya protes ke KFC gara-gara anggap gambar ini porno
Di interior restoran khas Amerika itu, memajang gambar meriam si Jagur.
Pengunjung restoran cepat saji, Kentucky Fried Chicken (KFC) di Jalan Adityawarman, Surabaya, Jawa Timur protes, Minggu (14/2). Sebab, pada interior restoran khas Amerika itu, memajang gambar yang dianggap tabu, yaitu meriam si Jagur.
Gambar itu tertempel pada dinding restoran. Khususnya di arena mainan anak-anak. Gambar yang menjadi desain interior ruangan itu, sebuah meriam ukuran besar di sebuah kota, yang di atasnya terdapat logo KFC.
Bentuk meriam, jika dilihat dari jauh tampak wajar. Namun, jika dilihat dengan jarak dekat, pada ujung bagian belakang meriam, bukan sumbu ledak. Tapi gambar tangan terkepal. Di antara jari telunjuk dan tengah, terlihat ujung jempol seperti kepalan kuku Bima. Bedanya, pada jempol dan kuku.
Kepalan tangan model seperti ini, dianggap sebagai simbol ajakan seks. Sehingga ditabukan. Dan apa jadinya jika gambar ini tertempel di tempat umum, dan dilihat anak-anak kecil.
Salah seorang pengunjung, mengaku kaget saat mengajak anaknya makan ayam goreng khas Amerika itu, tib-tiba sang anak menirukan kepalan pada gambar meriam tersebut.
Spontan saja, si orang tua ini langsung menegur anaknya. Dan meminta untuk tidak mengulangnya lagi.
"Saya kaget aja. Kok ada gambar seperti itu di KFC, yang biasa dijadikan tempat pesta ulang tahun anak-anak. Ya tahunya waktu anak saya menunjukkan tangannya ke saya, katanya meniru pada gambar meriam di KFC," aku Anisah, salah satu pengunjung.
Menurut warga Surabaya ini, gambar pada interior KFC tersebut sangat tidak pantas, ditempel di tempat umum, lebih-lebih di area mainan anak-anak.
"Karena kejadian itu, tadi anak saya langsung saya ajak keluar. Karena itu tidak baik untuk anak-anak," ketusnya.
Asisten Manajer KFC Adityawarman, Dewi Susilo, yang dikonfirmasi wartawan terkait kejadian ini, membantah jika gambar kepalan tangan pada ujung belakang meriam itu, adalah simbol ajakan bersenggama.
"Saya tidak bisa menjawab kalau itu dikatakan simbol seks. Kan gak ada aturan atau juklak yang mengatakan itu simbol seks," ketus Dewi.
Dia menyebut, jika ada yang menyebut kepalan tangan dengan ujung jempol di antara jari telunjuk dan tengah itu simbol seks, menurutnya itu hanya persepsi masyarakat Surabaya saja.
"Tapi yang jelas, pemasangan gambar itu di luar wewenang kami."
"Stiker gambar meriam dengan kepalan tangan pada ujungnya itu, interior kiriman dari pusat dan sudah dipasang sejak 2010 lalu. Kami hanya pelaksana saja, jadi kami tidak memiliki kewenangan terkait gambar itu," dalihnya.
Namun, masih kata dia, untuk menghormati persepsi masyarakat yang menganggap itu sebagai simbol ajakan seks, pihaknya akan mengubah gambarnya. "Sebagian sudah kita hilangi," pungkasnya.