Warga Kendal protes pembangunan makam wali di sekitar masjid
Makam di sekitar masjid tersebut diakui takmir masjid sebagai bekas makam wali Ki Ageng Abu Muqodim.
Puluhan warga Desa Gempolsewu, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah Sabtu (4/1) mendatangi pengurus Masjid Jami At-Taqwa Kendal, Jawa Tengah. Kedatangan mereka memprotes pembangunan makam yang berada di dalam lingkungan masjid.
Warga protes keras karena mengaku takut makam akan menjadikan warga sekitar sirik dan musyrik, dengan adanya bangunan makam yang diduga palsu di sekitar lingkungan masjid. Warga juga memaksa supaya makam yang dinilai tidak jelas sejarahnya itu untuk di bongkar.
Makam di sekitar masjid tersebut diakui takmir masjid sebagai bekas makam wali Ki Ageng Abu Muqodim. Namun warga sekitar protes, pasalnya sejak dulu tidak pernah ada makam di lahan lingkungan masjid tersebut bahkan dulunya kawasan masjid itu merupakan daerah sawah rawa bukan makam.
Salah satu ahli waris wali Ki Ageng Abu Muqodim, Zaidun mengaku tidak tahu jika di daerah itu ada makam karena dalam sejarah Ki Ageng Abu Muqodim tidak dimakamkan di situ. Selain itu, di lingkungan tersebut sejak nenek moyangnya tidak ada makam sebelum didirikan masjid.
"Saya tidak tahu jika ada makam di sana karena menurut orangtua saya Ki Ageng Abu Muqodim tidak dimakamkan di Rowosari," katanya.
Sementara Supriyadi salah satu warga setempat menanyakan pada pengurus takmir masjid kenapa baru saat ini di bangun makam yang menurut isu akan dijadikan sebagai tempat wisata spiritual oleh pengurus masjid.
Padahal di situ tidak ada makam Ki Ageng Mukodim, bahkan sejak dia masih anak- anak dan sering tidur di masjid di lokasi tersebut adalah sawah berawa bukan makam.
"Warga meminta agar bangunan makam yang akan dikeramatkan di bongkar sebab akan menimbulkan sirik. Sebab di situ bukan makam melainkan bangunan yang di beri batu nisan seakan itu adalah makam Ki Ageng Abu Mukodim," jelasnya.
Sedangkan pengurus takmir masjid meyakini bahwa di tempat itu adalah makam Ki Ageng Mukodim yang dianggap sebagai salah satu ulama penyebar agama di sekitar Kendal.
"Apalagi hal tersebut dikuatkan oleh beberapa kiai dan tokoh agama dari berbagai daerah melakukan taseh atau silsilah keturunan Ki Ageng Abu Mukodim. Dan di situlah makamnya di lihat dari indra ke enam namun secara ilmiah memang belum di lakukan kajian," jelas Pujirudianto, pengurus takmir masjid.
Pembangunan makam palsu tersebut menelan dana APBD dari hibah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kendal, Jawa Tengah sebesar Rp 46 juta dan rencananya usai di bangun akan dipakai untuk khaul atau tempat berdoa.
Selain itu, bangunan makam ini akan dijadikan sebagai tempat atau obyek wisata spiritual di wilayah Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.