Warga Kupang geruduk kelurahan kembalikan Rastra berkutu & bau busuk
Dirinya menilai, bantuan yang diberikan oleh pemerintah sangat tidak tulus. "Kami butuh tapi jangan dengan cara seperti ini, lebih baik kami jadikan beras ini sebagai pakan ternak," ujar Yane dengan nada kesal.
Ratusan warga di Kelurahan Namosain, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kamis (1/6) kemarin mengembalikan beras sejahtera (Rastra). Beras dari Badan Urusan Logistik (Bulog) Regional NTT tersebut dianggap tidak layak konsumsi.
Rastra yang diterima masyarakat kondisinya sangat memprihatinkan dengan kondisi beras yang berwarna kuning, hingga kehitaman. Terdapat pula kutu serta batu di dalam karung beras yang dibagikan kepada warga miskin tersebut.
Masyarakat penerima Rastra berkumpul dan melakukan aksi protes di Kantor Lurah Namosain. Mereka membawa ratusan karung beras dan meminta untuk mengganti beras yang tak layak konsumsi ini.
Yane Thomas, salah satu warga penerima Rastra yang ditemui di rumahnya, Jumat (2/6) mengaku, beras yang mereka terima kondisinya sudah rusak. Ketika dimasak keluar bau busuk yang menyengat.
"Saya mendapatkan jatah Rastra sebanyak 45 kilogram untuk tiga bulan, namun saya pun terpaksa kembalikan karena kondisi beras yang tak layak konsumsi," katanya.
Dirinya menilai, bantuan yang diberikan oleh pemerintah sangat tidak tulus. "Kami butuh tapi jangan dengan cara seperti ini, lebih baik kami jadikan beras ini sebagai pakan ternak," ujar Yane dengan nada kesal.
Sementara itu Kepala Seksi Pelayanan Masyarakat Kelurahan Namosain, Redemtus Hardin yang dikonfirmasi di kantornya membenarkan aksi protes masyarakat terkait Rastra tersebut.
"Kami telah melakukan pendataan kembali terhadap jumlah penerima Rastra, serta berkoordinasi dengan Bulog untuk menggantikannya dengan Rastra yang kondisinya baik," jelas Redemtus.
Dia menambahkan, rastra yang disalurkan bagi masyarakat tersebut, berasal dari negara Vietnam dengan kualitas sangat baik, bahkan lolos saat verifikasi dari Gudang Bulog sebelum penyaluran ke masyarakat.
"Beras tersebut tidak rusak, namun berdasarkan informasi yang kami terima bahwa kemungkinan saat panen beras tersebut di Vietnam terjadi musim penghujan sehingga suhu lembab mempengaruhi kualitas beras," ungkapnya.
Baca juga:
Mensos: Kualitas beras dulu kurang bagus, banyak kutu dan jamur
Mensos minta kepala daerah mempercepat pembagian rastra
Bupati Purbalingga sebut mutu rastra dioplos beras kualitas buruk
Dapat beras rastra tak layak konsumsi, warga Mojokerto ngadu ke DPRD
Dapat beras rastra tak layak konsumsi, warga Mojokerto ngadu ke DPRD
Mensos rapat dengan Gubernur Jatim soal bantuan beras senilai Rp 6 T
Djarot kaget lihat tumpukan raskin di Kelurahan Utan Kayu Selatan
Ahok janjikan beri dana beras Rp 150.000 per bulan buat warga DKI
Penggunaan kata dalam stiker raskin di Banyumas buat polemik
Dicurhati warga raskin berkutu, Ganjar bakal temui Presiden Jokowi
-
Kapan Raden Rakha lahir? Raden Rakha memiliki nama lengkap Raden Rakha Daniswara Putra Permana. Ia lahir pada 16 Februari 2007 dan kini baru berusia 16 tahun.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
-
Siapa Pak Raden? Tanggal ini merupakan hari kelahiran Drs. Suyadi, seniman yang lebih akrab disapa dengan nama Pak Raden.
-
Kapan patung kepala ular raksasa itu ditemukan? 'Kepala' ular raksasa warna-warni muncul dari bawah gedung fakultas hukum di salah satu universitas di Mexico City, Meksiko, setelah gempa mengguncang wilayah tersebut tahun lalu.
-
Kapan R.A.A Kusumadiningrat memimpin? Sebelumnya, R.A.A Kusumadiningrat sempat memerintah pada 1839-1886, dan memiliki jasa besar karena mampu membangun peradaban Galuh yang cukup luas.
-
Apa itu Rukun Kampung? Ternyata sebelum tahun 1950-an, sistem pengelolaan desa dan kampung sudah dilakukan dengan baik melalui Rukun Kampung.