Warga Lampung ramai-ramai serahkan senjata & ilegal rakitan ke TNI
Upaya persuasif TNI meraih tanggapan positif dari warga, 96 pucuk senjata segera didapatkan.
Korem 043/Garuda Hitam, Lampung menerima 96 pucuk senjata api rakitan dan ilegal dari masyarakat yang menyerahkannya secara sukarela. Seluruh senjata api itu kini telah diamankan dan segera diserahkan kepada pihak kepolisian setempat.
"Masyarakat secara sukarela menyerahkan senjata api rakitan dan ilegal yang dimilikinya kepada anggota kami yang ada di beberapa daerah di Lampung," kata Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) II/Sriwijaya Kolonel Arh Syaepul Mukti Ginanjar saat berada di Bandarlampung, Sabtu (21/11), demikian dilansir Antara.
Dia menjelaskan, penyerahan senjata api dari masyarakat secara sukarela itu merupakan penggalangan anggota Korem 043/Garuda Hitam dimulai dari 10 September hingga 20 November 2015. Sebanyak 96 pucuk senjata api tersebut, terdiri dari 17 pucuk senjata api laras panjang, 77 pucuk senjata api laras pendek, serta menyita sebanyak 52 butir amunisi aktif kaliber 5,56 mm, 38 mm, 9 mm, dan berbagai jenis lainnya.
Dari puluhan senjata api yang diserahkan masyarakat itu, terdapat pula dua pucuk senjata api tipe organik, yakni laras panjang jenis SS1 V2 yang diserahkan masyarakat ke Kodim 0427/Way Kanan, dan diduga milik anggota kepolisian yang biasa digunakan Unit Sabhara. Lalu, ada pula satu senjata api laras pendek jenis FN.
"Senjata api laras panjang jenis SS1 V2 ini memang biasa digunakan anggota Sabhara kepolisian. Tapi kami tidak bisa memastikan, apakah senjata ini milik anggota polisi Sabhara korban pembegalan beberapa hari lalu atau tidak, semua ini akan dikoordinasikan dengan polda," katanya pula.
Terkait proses hukum, pihaknya tidak akan memproses masyarakat yang sudah secara sukarela menyerahkan senjata apinya kepada aparat Korem 043/Gatam. Pihaknya pun akan melindungi identitas masyarakat yang sudah menyerahkan senjata api tersebut.
"Kami tidak akan memproses hukum, justru kami mengapresiasi atas tindakan masyarakat dengan sukarela menyerahkan senjata api ilegal kepada petugas. Tapi jika tidak diserahkan dan kedapatan membawanya, itu baru diproses hukum," kata dia lagi.
Pihaknya akan terus berupaya melakukan pendekatan secara persuasif, membujuk masyarakat jika memang masih menyimpan atau memiliki senjata api ilegal agar menyerahkan kepada petugas yang berwenang. Dalam waktu dekat, akan ada lagi puluhan pucuk senjata api ilegal yang akan diserahkan masyarakat kepada aparat Korem 043/Gatam Lampung.
"Puluhan pucuk senjata api rakitan dan ilegal hasil penyerahan masyarakat ini, selanjutnya akan diserahkan ke Polda Lampung," kata dia menegaskan pula.
Baca juga:
Polisi: Penembak kantor ESDM pakai senjata laras panjang rakitan
Penembakan di Kementerian ESDM, pelaku pakai senpi rakitan
Gelar sweeping, TNI di perbatasan temukan senjata api & amunisinya
Pegawai Pemkot Bekasi bawa pistol berstatus TKK di Dishub
Pegawai kontrak Pemkot Bekasi berangkat kerja bawa senjata api FN
-
Di mana prajurit TNI AD ini berasal? Diungkapkan oleh pria asli Kaimana, Papua Barat ini bahwa sebelum memutuskan menikah, Ia sudah menjalin asmara atau berpacaran selama 3 tahun.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa Serda Adhini? Serda Adhini telah menunjukkan keberaniannya dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapinya. Ia telah menjalani pendidikan khusus pramugari RI 1 di Garuda Indonesia Training Center selama 3 bulan Prestasinya di dunia pertahanan dan keamanan negara telah mendapat banyak pujian dari netizen.
-
Bagaimana cara Hadi Tjahjanto menyapa prajurit TNI? "Ketika berjumpa dengan Prajurit, maupun keluarga besarnya saya selalu berusaha menyapa terlebih dahulu seperti apa yang dipesankan oleh kedua orang tua saya dahulu," tulisnya dalam caption.
-
Kenapa prajurit TNI di Semarang ikut lomba 17-an? Melalui acara tersebut, mereka ingin menunjukkan bahwa mereka bisa diandalkan untuk membantu kesulitan masyarakat.
-
Siapakah Letkol Atang Sendjaja? Nama Atang Sendjaja diketahui berasal dari seorang prajurit kebanggaan Jawa Barat, yakni Letnan Kolonel (Letkol) Atang Sendjaja.