Warga Medan dihebohkan kiriman paket dari China
Pengiriman paket tak dipesan dari China kini marak di Medan. Bahkan Ketua Bawaslu Sumut, Syafrida R Rasahan, pun menerima kiriman itu. Isinya macam-macam, ada cincin, ada jam dan sepatu.
Pengiriman paket tak dipesan dari China kini marak di Medan. Bahkan Ketua Bawaslu Sumut, Syafrida R Rasahan, pun menerima kiriman itu.
Syafrida terkejut begitu stafnya melaporkan ada kurir yang mengantarkan barang dari China ke kantor Bawaslu Sumut, Jalan Adam Malik, Medan, Rabu (19/9). Nama Ida Rasahan, yang mengacu pada nama Syafrida, tertera sebagai penerima barang.
-
Mengapa foto viral tersebut memicu kemarahan netizen? "Kata itu tertulis di bendera Arab Saudi dan teroris Israel telah menantang kehormatan seluruh umat Islam," tulis seorang pengguna media sosial.
-
Di mana foto viral tersebut diambil? Foto-foto tersebut menunjukkan penghinaan terang-terangan terhadap Islam dan warganet meminta pihak berwenang Arab Saudi untuk mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Israel.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Apa yang terjadi dalam video viral tersebut? Video yang menampilkan seorang sopir truk video call dengan keluarga dan menyatakan tak memperbolehkan anaknya jadi polisi viral di media sosial. Video itu diambil di depan kantor Polsek Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Jambi.
-
Kenapa foto Komeng di masa muda viral? Hal ini karena penampilannya yang dinilai tampan dan gayanya yang keren.
Sesuai yang tertera di paket itu, penerima diminta membayar Rp 228.589 ditambah ongkos kirim Rp 30.000. Staf Bawaslu Sumut yang bertemu dengan sang kurir membayar saja tagihan itu, karena menduga paket itu memang dipesan Syafrida.
"Padahal saya tidak pernah memesannya," kata Syafrida di Kantor Bawaslu Sumut.
Dia mengaku khawatir karena sebelumnya mendapat informasi mengenai kejadian serupa di Yogyakarta yang viral di media sosial. Nama pengirim juga sama, yakni Tang Li dari Guangzhou, Guangdong, China.
Paket itu pun tak dibuka. "Saya khawatir isinya barang berbahaya yang dilarang undang undang. Kedua, saya merasa ini modus penipuan yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab, ini sangat merugikan, saya akan mepaorkan pada pihak yang berwajib atau lembaga konsumen," jelas Syafrida.
Kurir pengirim barang itu, Dony Rotama (24) kemudian dipanggil dari kantornya yang juga ada di Jalan Adam Malik. Dia datang ke kantor Bawaslu Sumut.
Dony menjelaskan, Syafrida bukan satu-satunya penerima paket yang merasa tak memesan barang itu. Warga Jalan Starban, Polonia ini mengatakan, setiap hari terdapat lebih dari 10 paket dari China yang diantarkannya, tetapi tidak diakui oleh nama yang tertera sebagai penerima. Seingatnya pengiriman serupa sudah terjadi dalam 2 bulan terakhir.
Seluruhnya dikirim seseorang bernama Tang Lie dari China. Pengiriman ke Medan dilakukan via Jakarta. "Banyak bang, kadang ada yang enggak merasa pesan, banyak yang tidak pesanlah bang," katanya.
Harga cash on delivery (COD) yang harus dibayar penerima bervariasi. Mulai dari seratusan ribu rupiah hingga di atas Rp 1 juta.
Menurut dia, sekitar 70 persen paket itu diretur, karena penerima menolak. Lebih kurang 30 persen penerima rela membayar, seperti yang terjadi pada staf Syafrida.
"Ada juga yang terima, ditengoknya, bayar. Isinya macam-macam, ada cincin, ada jam, ada sepatu. Ada juga yang mau membayar," jelas Dony.
Baca juga:
Mudahnya hoaks menyebar, paket isi jam tangan diisukan narkoba asal Cina
Warga Malang heboh penemuan benda misterius dalam kardus
Ada 4 koper mencurigakan, Warteg di Bandung digaris polisi
Sempat dikira orang, karung di parit Tol Merak ternyata bangkai anjing
Salah kirim, paket elektronik & kabel bikin geger Polda Kalbar
Benda disangka bom diamankan di Tanah Abang, setelah diperiksa ternyata kembang api