Warga Tolak RSJ Naimata Kupang jadi Lokasi Observasi 17 Mahasiswa Timor Leste
Warga RT 08 RW 04 kelurahan Liliba merupakan wilayah yang paling dekat dengan Rumah Sakit Jiwa Naimata. Apalagi akses keluar masuk Rumah Sakit Jiwa melalui jalur tersebut. Mereka berharap pemerintah memikirkan kembali dampak dari observasi terhadap para mahasiswa itu, lantaran jarak antara RSJ dan rumah warga.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur siap membantu Timor Leste menyediakan lokasi observasi 17 mahasiswanya yang akan dievakuasi dari China setelah virus corona mewabah. Rencananya, lokasi observasi berada di Rumah Sakit Jiwa Naimata Kupang.
Namun langkah itu menuai penolakan warga setempat. Warga meminta pemerintah untuk memikirkan dampaknya, walau para mahasiswa itu dinyatakan negatif atau tidak terpapar virus Corona.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana Pertempuran Wuhan berakhir? Pada 25 Oktober 1938, pasukan Jepang berhasil memasuki Wuhan setelah mengalahkan pertahanan Tiongkok.
-
Kapan Pertempuran Wuhan terjadi? Pertempuran ini berlangsung pada 11 Juni 1938, mencakup serangkaian operasi militer yang terjadi antara pasukan Kekaisaran Jepang dan pasukan Republik Tiongkok di wilayah Wuhan, yang merupakan pusat politik, militer, dan ekonomi yang penting bagi Tiongkok pada masa itu.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Virus apa yang ditemukan pada bangkai cerpelai, babi guinea, dan muskrat di peternakan bulu di China? Peneliti menemukan lebih dari 100 virus ditemukan di bangkai cerpelai, babi guinea, dan muskrat.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Warga RT 08 RW 04 kelurahan Liliba merupakan wilayah yang paling dekat dengan Rumah Sakit Jiwa Naimata. Apalagi akses keluar masuk Rumah Sakit Jiwa melalui jalur tersebut. Mereka berharap pemerintah memikirkan kembali dampak dari observasi terhadap para mahasiswa itu, lantaran jarak antara rumah sakit jiwa dan rumah warga hanya 50 meter.
"Kami tidak terima karena penyakit itu membahayakan nyawa. Apalagi kita nonton di TV katanya belum ada obatnya, kenapa mereka tidak terus langsung ke Timor Leste? Kami di sini yang paling dekat dengan rumah sakit jiwa," ujar A, Jumat (7/2).
Menurutnya, hingga saat ini belum ada pemberitahuan maupun sosialisasi dari dinas terkait, mengenai informasi observasi atau karantina terhadap 17 mahasiswa Timor Leste, asal Wuhan tersebut.
"Katanya mereka negatif virus Corona, tapi kami tidak tahu penyakit itu seperti apa cara menularnya. Jadi kami minta maaf, kami tidak terima walaupun dari pihak manapun datang, kami tidak terima seandainya terjadi seperti di China, obatnya di mana?" protes dia.
Hal yang sama juga dikatakan warga lainnya. Menurut Eksar Landak, langkah yang diambil pemerintah tidak tepat karena jika terjadi sesuatu terhadap warga sekitar, siapa yang mau bertanggung jawab. Apalagi pemerintah juga belum memberitahukan kepada warga, terkait rencana karantina terhadap 17 mahasiswa Timor Leste itu.
"Kita tidak terima, ini penyakit berbahaya kalau terima terus mereka positif virus itu, apakah pemerintah bisa tanggung jawab? Daerah lain saja tolak terus kenapa kita terima. Walaupun rumah sakitnya di Kelurahan Naimata, tapi kami sebagai warga Liliba paling dekat karena akses keluar masuk melalui kami," tegasnya.
Sementara itu pihak Rumah Sakit Jiwa Naimata telah merampungkan salah satu gedung, sebagai ruangan observasi. Seluruh tempat tidur maupun pendingin ruangan telah terpasang sejak Kamis (6/2) kemarin.
"Kami dari rumah sakit jiwa telah mempersiapkan seperti, akses jalan yang dikerjakan oleh dinas PUPR, gedung, pendingin ruangan, kebutuhan mandi dan konsumsi mereka selama 14 observasi. Kami terus koordinasi dengan dinas kesehatan provinsi terkait persiapan," kata Direktur Rumah Sakit Jiwa Naimata Kupang, dr. Dikson Legoh.
Sementara tim medis akan melakukan observasi selama 14 hari terhadap 17 mahasiswa itu. Tim medis gabungan dari RSUD W. Z Yohanes, RSU Siloam Kupang dan RSJ Naimata.
"Kami sudah informasikan kepada Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Timur, untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar, untuk tidak berpikir negatif, karena mereka dievakuasi dari China tidak terpapar virus Corona, namun kami akan meminimalisir akses ke mereka," tegasnya.
(mdk/lia)