Warga Tumpah Ruah di Alun-Alun Lumajang Saksikan Syiar Agama Dibalut Kesenian Patrol
Kreatifitas dari uniknya dekorasi mobil pawai dan kostum peserta yang unik menambah kemeriahan festival ini
Kreatifitas dari uniknya dekorasi mobil pawai dan kostum peserta yang unik menambah kemeriahan festival ini
Warga Tumpah Ruah di Alun-Alun Lumajang Saksikan Syiar Agama Dibalut Kesenian Patrol
Festival Musik Patrol digelar untuk menyemarakkan bulan suci Ramadan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Event tahunan ini menyedot atensi masyarakat yang ingin menikmati kesenian patrol.
Alunan musik tradisional dan tarian pun turut menyemarakkan festival seni tradisional ini. Para kelompok peserta melakukan pawai sambil melantunkan musik dan bersenandung bersama-sama.
Kreatifitas dari uniknya dekorasi mobil pawai dan kostum peserta yang unik menambah kemeriahan festival ini. Sebanyak 14 kelompok peserta memeriahkan event ini ini.
Festival ini digelar bertujuan untuk meningkatkan ukhuwah, serta melestarikan seni budaya khususnya tradisi patrol.
Vika, salah seorang pengunjung mengaku sengaja datang untuk menyaksikan seni Patrol. Festival musik patrol ini salah satu event yang ditunggu-tunggu untuk bisa menikmati alunan musik dan kreatifitas para penampil.
"Penampilannya menarik, pesertanya kreatif. Apalagi yang ikut anak muda bisa memadukan lantunan selawat dengan musik patrol dengan irama yang hasilnya keren," ujarnya pada Sabtu (23/3).
Sementara itu, panitia penyelenggara, Ali Muchtar mengatakan event ini sudah masuk tahun ke-19 yang digelar rutin oleh pihak Takmir Masjid Anas Mahfudz. Menurutnya, tujuan digelarnya acara ini yakni untuk menggali kreatifitas anak muda dan melestarikan musik patrol yang identik dengan tradisi Ramadhan.
"Untuk menggali kreatifitas anak muda. Sekaligus sebagai syiar agama Islam," katanya.
Adapun beberapa kriteria penilaian pada pawai yang dilombakan tersebut meliputi harmonisasi alunan musik, kekompakan hingga kreativitas penampilan
“Yang dinilai ada dekorasi dan perpaduan musik dari para peserta,” katanya.
Musik Patrol tumbuh dari kebiasaan masyarakat berpatroli lingkungan untuk menjaga keamanan. Awalnya masyarakat menggunakan kentongan bambu sebagai pengiring kala patroli.
Namun seiring waktu semakin berkembang, masyarakat menggunakan peralatan lebih kompleks dan modern, bahkan melengkapinya dengan pengeras suara atau sound system.
Selama Ramadan, musik Patrol digunakan untuk membangunkan untuk makan sahur pada dini hari.
Musik Patrol juga menjadi sarana syiar Islam dan dikemas menjadi festival meriah yang menghibur masyarakat.
Sementara itu, untuk rute pawai Festival Musik Patrol Lumajang dimulai dari Alun-alun Lumajang dan finish di Simpang 4 Adipura.