Wartawan Banyumas bagikan masker ke warga sekitar Gunung Slamet
Pemberian masker tersebut untuk mengurangi dampak sekunder bahaya Gunung Slamet.
Aktivitas Gunung Slamet yang meningkat sejak beberapa waktu lalu dan memuntahkan material pasir ke beberapa wilayah di Banyumas Jawa Tengah, mendorong sejumlah wartawan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Banyumas membagikan masker kepada warga di wilayah terdampak.
Bakti sosial ini dilaksanakan di Dusun Kalipagu Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden, Sabtu (20/9). Para wartawan membagikan sekitar dua ribu masker kepada warga dan siswa di SD Kecil Kalipagu. Dalam kesempatan tersebut, Ketua PWI Banyumas, Sigit Oediarto mengemukakan, pemberian masker tersebut merupakan bentuk solidaritas untuk mengurangi dampak sekunder bahaya Gunung Slamet.
-
Dimana lokasi Gunung Slamet? “Meskipun demikian masyarakat dan pendaki diimbau untuk tidak berada atau beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah puncak Gunung Slamet,” kata Sukedi.
-
Bagaimana karakteristik Gunung Slamet? Gunung Slamet punya karakteristik yang "tenang namun menghanyutkan".
-
Di mana saja tempat-tempat angker di Gunung Slamet? Gunung Slamet memiliki reputasi sebagai tempat angker dengan beberapa lokasi yang terkenal menyeramkan, termasuk Pos 2, Pos 9, dan Pasar Setan di Pelawangan.
-
Siapa yang dipercaya bersemayam di Gunung Slamet? Dewa-dewa utama yang dipercayai bersemayam di Gunung Slamet antara lain Dewa Brahma, pencipta alam semesta, dan Dewa Wisnu, pemelihara dunia.
-
Apa yang diyakini sebagai tempat bersemayam makhluk gaib di Gunung Slamet? Mitos Gunung Slamet yang pertama, yaitu puncaknya konon menjadi tempat bersemayam makhluk gaib. Ada beberapa alasan yang mendukung kepercayaan tersebut.
-
Bagaimana aktivitas Gunung Slamet menurut Sukedi? “Yang pasti sampai saat ini status Gunung Slamet masih normal. Mungkin kabar tersebut berasal dari pemberitaan beberapa tahun lalu saat Gunung Slamet berstatus siaga," Sukedi mengatakan, ia sering ikut membantu pengamatan terhadap aktivitas Gunung Slamet karena secara kebetulan rumahnya cukup dekat dengan Pos PGA Slamet.
"Masker ini merupakan sumbangan donatur yang berasal dari salah satu rumah sakit swasta, serta perseorangan yang peduli terhadap warga di daerah terdampak. Selain itu, ini juga untuk menutupi kekurangan masker yang selama ini belum sampai di sekolah yang ada di wilayah terdampak," ucapnya di sela-sela kegiatan.
Kepala SD Kecil Kalipagu, Tugas Sutrisno mengatakan, kondisi sekolahnya memang dekat dengan Gunung Slamet yang berjarak sekitar enam kilometer. Saat terjadi dentuman hebat pada Rabu (17/9), para siswa dipulangkan lebih awal.
"Saat terjadi dentuman hebat, kami memulangkan siswa karena kami tidak memiliki masker di sekolah. Dengan adanya masker ini, kami berharap siswa bisa membawanya saat belajar," ucapnya.
Selain itu, Tugas menjelaskan, selama ini siswa dan guru di sekolahnya sudah menggelar simulasi bencana erupsi Gunung Slamet. Sesiapsiagaan siswa dan guru sudah mulai ada, sehingga mereka siap jika sewaktu-waktu terjadi kondisi yang tidak diinginkan.
Siswa SD Kecil Kalipagu, Rachmad Setya mengaku senang dengan pembagian masker ini. Ia mengatakan selama ini belum mendapat masker untuk dipakai. "Baru kali ini dapat masker, selama ini belum pernah ada," ujarnya.
Senada dengan Rachmad, warga Dusun Kalipagu, Sarkim mengakui tidak semua warga mendapat masker. Diakuinya, bantuan masker ini sangat membantu warga. "Sebenarnya ada sebagian warga yang sudah mendapat masker, tetapi saya belum dapat. Padahal, saat kemarin ada hujan pasir di sini deras sekali," katanya.
(mdk/cob)