Waspada, obat palsu merajalela dan diduga tersebar di seluruh RI
Waspada, obat palsu merajalela dan diduga tersebar di seluruh RI. Sebagian masyarakat ada yang terjebak membeli obat palsu itu karena harganya relatif murah jika dibandingkan dengan obat yang asli. Namun, masyarakat tidak menyadari bahwa penggunaan obat palsu itu dapat berdampak buruk terhadap kesehatan pasien.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Sumatera Utara mengingatkan perlunya mewaspadai peredaran obat palsu karena sangat membahayakan kesehatan masyarakat selaku konsumen. Sehubungan dengan itu, Dinas Kesehatan Sumut dan instansi terkait lainnya juga diharapkan segera melakukan penertiban peredaran obat palsu tersebut.
"Pemerintah melalui Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan Dinas Kesehatan harus secepatnya turun ke lapangan mengawasi ketat peredaran obat ilegal yang kemungkinan banyak dijual di apotek mau pun distributor obat lainnya," kata Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sumatra Utara Abubakar Siddik di Medan, seperti dilansir Antara, Sabtu (17/9).
Peredaran obat palsu tersebut, menurut dia, saat ini semakin merajalela dan diduga sudah memasuki seluruh daerah di Tanah Air, termasuk Sumatera Utara. "Kita tidak ingin adanya warga yang menjadi korban akibat menggunakan obat yang tidak jelas dan di luar pengawasan pemerintah," ujar Abubakar.
Ia mengatakan, sebagian masyarakat ada yang terjebak membeli obat palsu itu karena harganya relatif murah jika dibandingkan dengan obat yang asli. Namun, masyarakat tidak menyadari bahwa penggunaan obat palsu itu dapat berdampak buruk terhadap kesehatan pasien yang sedang dirawat atau warga yang menggunakannya.
"Masyarakat diharapkan selektif dalam membeli obat yang dijual di apotek dan toko obat lainnya, dan bila perlu ditanyakan ke Dinas Kesehatan," ucapnya.
Abubakar menyebutkan, perlunya ketelitian membeli obat tersebut, untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan terhadap kesehatan dan juga menghindari timbulnya penyakit pada masyarakat. Sebab, obat palsu tersebut tentunya dibuat secara asal-asalan, bahan baku kualitas rendah, kesehatan kurang terjamin, dan tidak diketahui batas penggunaannya.
Pembuatan obat palsu tersebut diduga memiliki jaringan atau sindikat di berbagai daerah untuk memperlancar bisnis penjualan barang yang dilarang pemerintah itu.
"Petugas kepolisian segera mengusut otak pelaku pembuatan obat palsu tersebut, karena telah meresahkan masyarakat," katanya.
Baca juga:
Dinkes Tangsel banyak temukan pelanggaran distribusi obat ke apotek
Menko Puan minta seluruh toko obat harus sesuai standar apotek
Menko PMK minta obat dan makanan yang beredar harus berkualitas
Bareskrim bongkar klinik kecantikan ilegal, pemilik profesor palsu
Pengawasan BPOM tak maksimal, Puan sepakat diberi wewenang menindak
-
Mengapa obat ini dikembangkan? Kehilangan gigi sering kali menjadi masalah bagi orang-orang yang mengidap kondisi ini, mulai dari masalah penampilan hingga masalah fungsional, seperti berkurangnya kemampuan menggigit.
-
Bagaimana cara mengatasi rasa lapar palsu? Mengatasi rasa lapar palsu bisa dilakukan dengan menunggu sekitar 10–15 menit sebelum memutuskan untuk makan.
-
Apa itu obat cacing? Obat cacing, seperti namanya, dirancang untuk mengatasi infeksi cacing di dalam tubuh manusia. Cacing-cacing yang sering diatasi oleh obat cacing termasuk cacing gelang, cacing kremi, dan cacing pita.
-
Apa pasal yang menjerat pelaku pembunuhan siswi di Palembang? Para pelaku terjerat pasal penganiayaan dan pencabulan anak yakni pasal 76 C dan Pasal 80 ayat 3 UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp3 miliar.
-
Bagaimana metode pengobatan yang digunakan di Padepokan Anti Galau? “Bahkan di desa saya ada yang sampai menyebar ribuan amplop, tapi masih belum bisa meraup banyak suara. Jadi mereka kami obati dengan metode spiritual, air dan kami semangati,” terangnya.
-
Kapan obat itu berhasil dibuat di luar angkasa? Pada Rabu, 21 Februari lalu, kapsul produksi luar angkasa perusahaan itu akhirnya mendarat dengan selamat di gurun Utah, menandai kesuksesan pertama kali obat diproduksi di luar angkasa dan kembali ke bumi.