Wilayah Kalimantan diduga akan jadi basis Gafatar
Anggota Gafatar yang tiba-tiba menghilang sebenarnya merupakan orang-orang yang kecewa dengan kondisi pemerintah.
Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan menduga ada beberapa wilayah di Pulau Kalimantan yang bakal menjadi lahan untuk pemukiman anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Menurutnya, lahan yang digunakan cukup besar dan bisa didiami sekitar 5.000 anggota Gafatar.
"Ada di Kabupaten Mempawah. Ada juga lahan 1.000 hektare di Kabupaten Pulang Pisang Kecamatan Banama Tingang (Kalimantan Tengah)," katanya melalui pesan singkat kepada wartawan di Purwokerto, Senin (18/1).
Ken mengemukakan, beberapa wilayah tersebut bukan sesuatu yang mustahil dilakukan oleh organisasi tersebut. "Mereka kan ketika punya dana bisa kembangkan di mana saja, jadi tidak mustahil," jelasnya.
Bekas pengikut NII tersebut menjelaskan, lahan hibah ribuan hektare pun juga dimiliki Gafatar.
"Kayak NII juga kan mereka buat di Pulau Rupat. Ada hibah ribuan hektare dari bupati waktu itu di Kalimantan juga, waktu NII. Jadi ketika punya anggaran tidak mustahil bisa dilakukan di mana saja," jelasnya.
Sebelumnya, dia mengemukakan, anggota Gafatar yang tiba-tiba menghilang sebenarnya merupakan orang-orang yang kecewa dengan kondisi pemerintahan yang carut marut.
"Mereka sebenarnya orang-orang yang kecewa. Kecewa dengan hukum, makanya mereka sudah menyiapkan orang-orang hukum, mereka kecewa dengan kesejahteraan, makanya sudah menyiapkan pola-pola kesejahteraan yang akan mereka inginkan," ujarnya.
Dia mengemukakan, banyak warga di berbagai daerah di Indonesia yang dianggap hilang setelah bergabung dengan organisasi masyarakat Gafatar. Padahal menurutnya, mereka tidak hilang. "Mereka sebenarnya tidak hilang, tapi menghilang dan bukan diculik," katanya.
Dia mengemukakan, orang yang menghilang tersebut sebenarnya memiliki kewajiban untuk menjaga kerahasiaan dalam organisasi yang mereka ikuti.
"Mereka meninggalkan keluarga dan kehidupannya, karena mereka hidup di dua dunia. Maksudnya, di satu sisi mereka di dalam kelompok Gafatar harus menjaga rahasia dan mereka harus menutup aurat. Auratnya itu bukan jilbab, tapi rahasia kelompok," ujarnya.
Masih menurutnya, kepergian mereka dilakukan agar tidak ada lagi kebohongan kepada keluarganya. Kebanyakan dari mereka yang pergi, katanya, selalu meninggalkan pesan kepada orang tua, baik melalui pesan singkat, atau surat. Isinya agar keluarga yang ditinggalkan tidak khawatir.
"Rata-rata mereka membuat surat agar 'ibu bapak tidak usah khawatir, saya baik-baik saja, di sini nyaman kok', hampir semua seperti itu," jelasnya.
Baca juga:
2014, Gafatar pernah bermarkas di Bandung
Diduga ikut Gafatar, 54 warga dilaporkan hilang ke Polda Jateng
Gafatar Purwakarta sempat anjurkan warga tak perlu salat di musala
Gafatar dapat hibah tanah 5.000 Ha, mau bangun kota di Kalimantan
MUI desak Pemkot Samarinda pulangkan pengikut Gafatar ke daerah asal
-
Kapan ORARI diresmikan? Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1967 organisasi ini diresmikan pada 9 Juli 1968.
-
Kapan Alun-alun Pataraksa diresmikan? Pemerintah Kabupaten Cirebon meresmikan Alun-alun Pataraksa pada 10 November 2023.
-
Kapan Agus Salim wafat? Tepat hari ini, 4 November pada tahun 1954 silam, Haji Agus Salim meninggal dunia.
-
Kenapa ORARI dibentuk? Demi ketertiban pemakaian frekuensi, pada pertengahan 1967, pemerintah melakukan pemberlakuan wajib daftar bagi setiap Amatir radio dan broadcaster di Hubdam V Jaya.
-
Kenapa Syawalan Morodemak digelar? Dilansir dari Demakkab.go.id, tradisi itu digelar sebagai ungkapan rasa syukur terutama warga nelayan yang kesehariannya mencari nafkah di tengah laut.
-
Di mana gatot dan tiwul Fera laris di pasaran? Menariknya, produk gatot dan tiwul Fera tidak hanya menjangkau pasar lokal. Olahan singkong yang bisa diproduksi dengan biaya minim itu laris di pasar Asia hingga Eropa.